icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

Terpaksa Menikahi Tetangga

Bab 6 Part 6

Jumlah Kata:1982    |    Dirilis Pada: 14/10/2021

u

Ah, rasanya pipiku jadi panas, jantung juga tiba-tiba main bedug nggak beraturan. Sa

ambet atau

k ya, pingsa

an aj

ey

dan gak usah nampilin wajah khawatir gitu kali. Aku kan gak pingsan, tepatny

mi k*m*ret nyium pipi kananku. Tadi pagi nyium dahi, sekarang nyium pipi, menang. banyak dia, lah aku? Kapan bisa nyium

ang kududuki di atas pelaminan ini. Di sini Rey terlihat khawatir karena disangka aku mau pingsan, di sana para tamu u

keras banget di dadaku, tepatnya bagian jantung. Bukan karena habis disosor Rey, tapi karena saking keselnya udah

bikin muka jelek lo itu tambah jelek," ujarku sok

"Jangan ge-er ya, saya memang khawatir sama kamu, itu karena saya

ian ya, siapa juga yang kege-eran kar

api dia yang kepede-an. Iya, kepede

mencoba terus menampilkan senyum palsu,

*

gerutuku sambil melepas gaun yan

ang lima di kota ini. Keluarga Rey sengaja menyewak

adi malam ini dan tentu saja malam-malam selanjutnya. Mahkota yang selama ini kujaga, hanya

ng memikirkan pengganti suaminya nanti di malam pertama ini. A

n satin dan terbuka, atau biasa disebut lingerie. Tentu aku tak akan memakai pakaian yang sangat kekurangan bahan itu. Sebaliknya, aku

irias tadi. Tak ada acara mandi-mandian, karena aku tak terbiasa mandi malam-malam begi

kl

k yang sangat tak ingin aku lihat. Baru lihat bayangannya aja, uda

gkah masuk, kemudian menutup pintu. Rey berjalan menghampiriku dan berdiri tepat di b

nyanya, sambil terus m

jawabk

i." Waduh, kok tumben amat dia ngomong

k, belum kek, itu urus

belum mandi?

mp

bilang?

ketekku, tak lupa juga bagian tubuh lain yang masih bisa kujan

keras, melihatku yang be

awas kau

jadi jangan ngada-ngad

nggang. Sementara dia masih terus tertawa meskipun waj

Biar dia tahu, bahwa perempuan yang sudah dia nikahi secar

tapku, dengan tatapan ... lembut. Ke mana tatapan maut yang dari tadi siang in

badut?" tan

n berarti

alas, sambil menyilangk

awa juga, kirain nggak bisa." Aku masih berdiri, da

kaku?" Rey menaik

i meja rias, melanjutkan aktivitas menyisir rambu

enanggapi ucapanku. Ia berjalan ke arah sofa,

ku tahu dia menatapku, dan aku ber

ga pake bilang dulu padaku. Emangnya aku

ambil nafas sejenak kemudian menghembuskannya

the

ndi bersama? Yang benar saja, satu kamar seperti ini

kembali bertanya sembari menampilkan senyuman smirk-

bali mataku. "Biasa

u gitu mari kita

gila! Me

ak

tan Rey pun terperanjat. Haha ... kaget kan rasain!

g sok alim kayak lo, ternyata punya pikiran mesum. Ck, ck ... gak nyangka gue," cercaku, sambil melayangkan tatapa

ya cermin, kamu udah aku omelin, habisnya kamu pake

am

emang udah jadi suamiku. Tapi kan aku gak suka,

salahnya? Oh iya, jangan katain saya manusia batu ya, kualat kamu ngatain suami seperti itu, jadi perempuan kok bar-bar banget. Oh ya,

menuju kamar mandi, dan tak lama kemu

*

dapanku. Mau menaikinya tapi sayang sama bunga-bunga ma

ini, masih setia menguar. Tak ada lilin yang turut mengh

ngkin saja aku akan sangat bahagia berada di kamar hotel ini. Namun,

ndi, sambil mengeringkan rambutnya yang basah. Untung saja dia sudah berpakaian, kalau tid

duk di tepi ranjang sembari memainkan bunga-b

eh maksudku ke arah ranjang. Ja

ja membuang-buang bunga mawar yang bertaburan i

idur. Kamu bisa tidur di sofa ataupun di lantai, saya gak p

ki, bukan perempuan. Lo banci ya!" bentakku. Kini aku udah

adi sudah pasti tempat tidur ini menjadi hak sa

ur di ranjang. Lagian nih ya, kalau tante Mariska tau, pasti dia bakal mar

kir saya

ang bernada mengejek itu. Awas saja nanti,

aku adukan perlakuan lo ke t

diri ini berbaring. Tapi belum sempat aku memejamkan mata, perutku udah berbunyi.

Aku segera duduk dan mengambil buah yang kebetulan ada di meja sebelah

apel ini, aku sampai tidak menyadari kalau di sebelah

h! pake tanya segala,

, ngapain pake ta

u yang kupasin, da

tangan kan

bis menyalami banyak orang." Lah,

peduli," uca

memegang buah yang baru kukupas, lalu dia

et sih lo!

**

berhenti makan buah. Anehnya sedari t

gupaskan buah untuk saya, dan mau menyuapi saya, maka say

akan apa yang dia inginkan. Lagi pula

mau,

rnya aku bertanya j

di menghadap ke arahku, sedang aku masih di p

ue tidur di ranjang dan lo tid

n beg

erutkan dahi, ma

gelaporin ke bunda, kalau

malah balik tan

dak?" Rey be

bakal la

kamu boleh tid

. "Nah, gitu dong, jadi laki-laki

saya mengala

a?" Lama-kelamaan bikin t

idur se

..

sam

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka