icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

Terpaksa Menikahi Tetangga

Bab 4 Part 4

Jumlah Kata:2006    |    Dirilis Pada: 27/09/2021

uan kue. Nah, kebetulan aku laper, jadi langsung aja

my ... enak

bodoh lah, yang penting perutku terisi dan nggak menjerit-jerit lagi. Perut kenya

tiba.

agetin. Eh, tapi mungkin itu karma buatku juga kali ya, karena tadi aku juga ngagetin Difi p

r gerutuanku, kemudian ia ik

sendirian lagi, mbok ya diajak itu su

kan." Aku kembali mengunyah kue di mulutku. "Oh i

akan makanan khusus tamu, harusnya lo makan makanan yang khusus buat pengantin," ujar Difi berceramah "dan satu lagi, lo kan udah s

ang takdir? Padahal kalau aku katain dia gemuk karena 'takdir', dia langsung ma

ingnya, mungkin saking bingungnya dia

lalu bilang jangan pernah bawa-bawa takdir, eh sekarang lo malah ngatain gue nikah sama Rey

u

keningku. "It

ku mengusap-usap kening

panya Si Difi uda

ue nggak doyan makan, pasti bodi gue lebih bagus dari bodi lo. Terus nih ya, kalau semisal bang Rey nggak berjodoh sama lo, udah pasti tadi bang Rey, nikahnya sama calonnya itu

sa ngomong bijak juga ya."

panjang lebar juga, lo malah nanggepinnya ngledek gitu

un kemudian berpelukan, eh tapi tunggu, kok perasaanku

ik

ewek," ucapku seraya melepa

an kita seumuran, eh malah lo duluan, mana gue ngefans sama bang Rey.

a sebelumnya, bener-bener mendadak. Kalau gue tau kedatangan gue ke sini pada akhirnya dipaksa buat jadi pengant

ia, gue udah punya gebetan kali, jadi sangat tepat banget ka

ifi. "Jadi selama ini

untungnya lo kemarin putus sama dia dan sekarang

uga nggak pernah tau, paling mentok ya bonceng motor," ucapku membela diri. Kesal juga dikatain nggak bener hanya gara-gara pacaran s

becanda kali.

ak l

nya. "Bang Rey liatin lo terus dari tadi, mungkin masih ter

n malaikat maut, yang auranya kayak pengen ngebunuh gue

sini, Key,

jalan ke sini, mana matanya dari tadi natap tajam teru

. jangan cabut du

, t

sih dengan tatapan tajamnya. Beneran

Key-nya sebentar." Ngomong sama Rey aja Difi bisa manis beg

a juga nggak papa, atau kalau kamu mau buang dia ke

p

yang sama sekali ng

ri

bentar lagi bakalan

ak berperikemanu

melangkah pergi meninggalkanku

memutuskan untuk ikut pergi. Namun baru saja satu

nepis tangannya. Tapi sayangnya cekalan tangannya

anya Rey. Alisnya dia angkat sebela

gapain?" ta

perintahnya. Dia pikir aku babu

ia cegah dengan ucapannya "kamu sekarang sudah jadi istri saya,

*

" rengekku pada mama yan

i istrinya Rey, kamu nanti pulangnya sama Rey ya," jaw

ang, ya barengan sama Rey nanti, lagian rumah kita n

, jadi jangan bikin drama seolah-olah kamu mau mama sama papa pe

i, M

no tapi-

t sih!" rajukku sambil

ng, jangan manja-manja lagi, inget pesan-pesan yang mama sama papa sampein tadi." Kala

a dia di sana nggak pake acara percobaan bunuh diri, udah p

pi kalau pun kepikiran, pasti mama bakal biarin aku buat melancarkan drama bunuh diri itu, ya karena mama pasti tahu kalau itu cuma pura-pura aja. Dan aku nggak mungk

nganku, yang seketika memb

n kembali menata

dengerin nggak tadi ma

r kok," ja

aik di sini, nanti kita ketemu di gedung." P

ang masih berdiri mematung di sini memp

amit pulang sebelum mama sama papa pulang, para tetangga seperti juga telah pulang semua. Kini hany

ir dari keramaian, berjalan ke salah satu sud

an ponselku dari saku rok setelan kebaya yang kupakai. Meski

aplikasi warna hijau. Beberapa pesan mulai berduyun-duyun masuk memenuh

eka semua kompak memberikan kata selamat untukku, baik secara pribadi, maupun ucapan di grup keluarga. Meskipun b

kan mama dan papa yang membalas satu persatu pe

app, maka terjawablah sudah. Ternyata mama sama papa meng-up status tentang pernikahanku. Mama membuat status berupa foto di mana aku sedang menci

tante Mariska datang menghampiri. "Lh

tadi. Key, mau ikut pulang malah nggak

inggal di sini dong. Dan kamu harus panggil tante dengan sebutan bun

ya,

-a, buka

eh ralat, maksudku bunda Mariska. Ah rasanya kaku jika harus mengubah panggilan, ibarat

mendengarku menyebut dirinya bunda. Mungkin kar

a kamu udah lelah deh." Tante Mariska eh bunda Mariska menelisik

Tan, eh

bunda mau nge-cek yang lain dulu." Tante Ma

memutuskan untuk pergi beristirahat, karena nggak tahu di mana kamar Rey, dan nggak pengen juga ke san

nyapaku, semenjak aku sah jadi istrinya Rey. Mereka hanya memandang dan menilai penampilanku, terlihat dari raut wajah mereka. Mengucapkan selamat pun hanya bebe

sam

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka