icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

Hasrat Berbahaya Sang Pewaris Duda

Bab 9 May I have conversation with you

Jumlah Kata:1580    |    Dirilis Pada: 28/07/2023

sing. Mata masih separuh terpejam ketika

h bersua

udah duduk di sofa sambil menikmati secangkir kopi. Dalam hidupku yang sudah diatas tiga

tatapan tajamnya mengarah pada pergelangan tangan, cepat-cepat kubun

tu setengah jam

erintah itu penuh otor

eketika. Lekas kukenakan celana satinku tanpa memperhatikan kete

na. Sungguh nyaman rasanya berlama-lama tinggal di kamar mandi

itkan handuk pada

al

pakaian masih tersimpan rapi dalam tas yang terletak di bawah ran

u. Kukuak sedikit daun pintu itu. Apa yang menyambutku d

mu jika telanjang di depan

isa dikatakan merebut - pakaianku yang ada dalam tangannya.

ng canggung seperti biasa. Damai mungkin lebih tepat. Sungguh te

g kamu p

pa bisa jadi ibu yang baik bagi

sudah selayaknya hubungan tidak dipaksakan. Lagipula, seorang Shant

menganggap mereka sebagai anakmu terlalu sulit, an

a, yang tidak paham romansa - setidaknya dalam pengamatanku - bisa mengeluarkan p

egitu, aku memang

ya diri. Aku melengos dan membuang pandang. Dari sudut mata, masih bisa kulihat sen

elit - suasana dingin langsung terasa. Tak ada yang menyambu

anita paruh baya, yang sepertinya

mbil melepaskan sandal mahalnya dan

sebentar saya

ini pun berlalu. Tak sedikitpun m

rdengar dari anak tangga. Dari tekanannya yang tidak begitu bes

g gadis kecil dengan tampang manyun yang ma

ngkat Joyce tinggi-tinggi, Hartono tersenyum lebar sam

a strong girl",

oleh ke arahku. "Tante Shanty akan tinggal di rumah kita sejak hari

pribadi yang hangat pada kedua anaknya. Suatu kontradiksi yang mencengangkan, mengingat justru hal sebali

gelap itu terukir rasa tak sukanya padaku. Namun begitu, Joyce tak bilang apapun. Mungkin dia m

bit dalam hati. Sangat sedikit anak-anak yang bisa menahan mulutnya un

, suara merdu ibu mertua seger

yang tergolek lemah di rumah sakit kemarin hanya ilusi. Di sebe

. Selama itu tak sekalipun dia berbasa-basi dengan sang ibu. Terpaksa ak

dalam nada kikuk. Pasalnya semua ini terja

paham istilah malam pertama", bibirnya yang dipulas lip

Ah! Untunglah mereka begitu sibuk bermain-main dengan ayahnya, terlebih

isa melihat dengan jelas semburat merah di wajahku yang memanas. "Ayo makan semua. Kalian p

. Di atas meja tersaji hidangan melimpah, yang mungkin

n dalam porsi sedikit, kemana kira-kira

di ujung satunya diisi oleh Nyonya Lim. Aku sadar sepenuhnya, selama mert

t kesisi neneknya. Tentu saja Joyce yang me

at ketika melihat seisi penghuni

ndok dan garpu masing-masing, hanya aku yang masih menundukkan

akan dengan elegan, seolah tak terjadi apa-apa. Kurasa dia suda

, agar dia tidak selalu keluyuran di r

nya sekolah

ama dengan Joyce, jadi kau bisa

a tutupi dengan meneguk air minum banyak-banyak. "Nai, kenapa

inggung disana lalu membalas ucapan cucunya, "You happy but not me. Nai

i hendak membantah, di sisi lain menjaga etika, mengingat

engan makanannya angkat bicara. Lewat sorot matanya yang memelas, Joyce masih berusaha me

tnya, suami masih bisa bers

ku pamit dulu", tambahnya lagi begitu s

tiku, Nyonya Lim terlihat santai. Tak terusik sedikit pun dengan sikap putranya. " Lanjutkan saja mak

ing

si ruangan, ternyata Joan menjatuhkan sendokny

mengusapnya pakai tisu basah di atas meja. "Na

sung pipi yang terpahat di wajah itu turut menambah

aku ingat Alex, putraku yang

g mulai terbentuk di otakku. Meski belum pernah jadi ibu yang bai

ambil mengusap lembut

Mungkin kesal melihat kelakuan adik

na Shanty meman

lebih dulu ke kamarnya di lantai dua sedangkan aku m

ak memang terletak dilantai yang sama. Sementara Nyonya Lim,

a. Mau tak mau, aku mesti melewati kamar Joyce jika hendak ke kamar kami. Dari balik pint

rlahan. Tak menunggu lama, daun pintu itu pun terkuak. Meski cepat

e a little conver

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka
1 Bab 1 Prolog2 Bab 2 Tangkapan Besar3 Bab 3 A Meeting4 Bab 4 Kesepakatan5 Bab 5 I am Coming Back6 Bab 6 Memberi Pelajaran7 Bab 7 Bukan Pernikahan Biasa8 Bab 8 First Night9 Bab 9 May I have conversation with you10 Bab 10 Musuh bertemu di lorong sempit11 Bab 11 The Dark Room12 Bab 12 Rencana13 Bab 13 Siasat Baru14 Bab 14 Bahagia yang Semu15 Bab 15 Perlahan Hancur16 Bab 16 Dalam Pusaran17 Bab 17 The Unexpected18 Bab 18 Menguak Masa Lalu19 Bab 19 Tasteless20 Bab 20 Penyekapan21 Bab 21 Peringatan22 Bab 22 Kenalan Penuh Misteri23 Bab 23 I am at Your Service24 Bab 24 Wanita Bermuka Dua25 Bab 25 Trauma26 Bab 26 Hasrat yang Dibangkitkan27 Bab 27 Arti Bahagia28 Bab 28 Munafik29 Bab 29 Surprise Dadakan30 Bab 30 Pindah31 Bab 31 Hadiah Yang Tak Disangka32 Bab 32 Dua Kelompok33 Bab 33 The Banquet34 Bab 34 It's Tiring35 Bab 35 Kau Penting36 Bab 36 Kembali37 Bab 37 Kenalan Lama38 Bab 38 Menjalankan Rencana39 Bab 39 Terperangkap40 Bab 40 Ruang Tahanan41 Bab 41 Merindukan Maut42 Bab 42 Amarah43 Bab 43 Rahasia (lagi) 44 Bab 44 Tabir45 Bab 45 Kemalangan yang tak surut46 Bab 46 Teman Baik47 Bab 47 Perempuan Aneh48 Bab 48 Melawan Dunia49 Bab 49 Muntab50 Bab 50 Bicara Empat Mata51 Bab 51 Rekonsiliasi52 Bab 52 Haru53 Bab 53 Sekarat54 Bab 54 Bapak55 Bab 55 Pengemudi Gila56 Bab 56 Waspada57 Bab 57 Are you happy without me 58 Bab 58 Segalanya lebih baik59 Bab 59 Survei60 Bab 60 Momen Pilu61 Bab 61 Jangan Kasih Kadonya62 Bab 62 Mereka tak melepasmu63 Bab 63 Keputusan Darurat64 Bab 64 Husband65 Bab 65 Weekend66 Bab 66 Hening67 Bab 67 Cukup68 Bab 68 Zombie69 Bab 69 Sebuah Cerita70 Bab 70 Kerabat71 Bab 71 Perdebatan72 Bab 72 Karma 73 Bab 73 Sepanjang Lengan74 Bab 74 Pelarian75 Bab 75 Palau76 Bab 76 Labirin77 Bab 77 Rahasia Gelap78 Bab 78 Umpan79 Bab 79 Sakit80 Bab 80 Sebuah Pengakuan81 Bab 81 Epilog