Sebelum Pernikahan
emecah sunyinya malam. Di sebuah mobil putih, nampak dua sejoli tengah asyik bercengkerama. Tak peduli dengan keramaian di sekelil
lok ke sebuah toko tak begitu besar pun tak terlalu kecil. Aroma wangi khas sudah terci
antar atau beli langsung, dijamin baru, desain beraneka ragam, dan enak tentunya,"
toko, ada yang bisa
n dan tersenyum, seolah saling memberikan kode untuk menukar keba
alon suami saya!" sapa per
bulan mendatang. Saya mau desain yang sederhana saja tapi elegan
dong sayang. Sesuai konsep pernikah
ui lelaki ini. Bukan karena tak mampu, mengingat keduanya adalah putra-putri keluarga terpandang dengan bisnis suksesnya. Hanya saja, Yasha ingin k
ue-kue yang mewah, gede, tinggi, d
muka, ia terlihat tak senang dengan tingkah calon istrinya
ua sejoli ini merasa sedikit terganggu, sehingga
in desain lain dari internet atau rekomendasi lain, bisa dibe
inginkan, sesekali ia bertanya tentang pendapat cal
a ia teringat sesuatu. Segera ia mengambil ponsel di tas mewahnya dan menggulir-gulir layarnya sampai menemukan desai
rip mungkin ya!," ungkap V
ang? Bagus kan?" tanya V
erlu pendapatku?"
anya. Ia nampak berusaha mengacuhkan sikap Yasha. Ia s
dan antusias dengan orderan besar ini. Orderan yang ia nanti-nantikan, sebagai pengasah kem
berjalan mendahului Viana. Viana pun menyusul dan berusaha men
udah yang terbaik demi pernikahan besar-be
an sepatah katapun demi menghindari perdebatan bahkan p
yang putuskan, aku nggak pernah diberi kesempatan untuk berpendapat, ini pe
ta," jawab Viana masi
besarkan masalah!" tambah Viana
ya. Tatapannya tampak serius, ia berdiri tegap tampak jelas ketegasan yang ada dalam d
a pesan yang baru masuk padanya. Viana terlihat menyembunyikan kepanikannya dengan segera mematika
pesan-pesan singkat itu. Senyumnya yang telah hilang langsung berubah data
Yasha sembari mena
g kamu pikirkan, aku cuma.
aik dengan mantan, siapa tahu bisa balik
an mereka di belakang sana. Walau gadis polos itu buru-buru memalingkan wajah dan beranjak pergi, tetap saja Viana menyadari dramanya tengah ditonton orang asi
bilnya dan membanting pintu mobilnya, Viana hendak
ni sih?," panggil Viana panik semba
rlu bicara," u
tambahnya yang terpotong dengan suara mo
menekan kepalanya dengan kedua tapa
, bahkan ia adalah segala peran yang kubutuhkan dalam hidup. Sampai-sampai aku tak ingin memiliki siapapun lagi kecuali dia! Mungkinkah i
. Mobil itu tampak berhenti di belakangnya. Dengan silau lampu yang menghalangi separuh pengl
k!" ucapn
samb
pengertian. Ketika keduanya sama-sama menuntut tanpa menuna