Reinkarnasi Putri Mahkota
k pernah merasa kalau dirinya itu mempunyai jabatan yang paling tinggi di rumah sakit ini meskipun kenyataanya memang seperti
erja," ujar Billy, setela
ab Vanya masih dengan ek
akukan pemeriksaan sekarang. Saya duluan,"
tuhkan untuk melakukan pemeriksaan X-Ray. Vanya pergi ke ruangan khusus yang biasa digunakan untuk melakukan Ron
semua alat-alat yang akan digunakan, Billy pun datang ke ruangan tersebut dengan memakai jas putih kebanggaannya dengan
ap?" tanya Billy sambil ikut
udah beres," jawab Van
u pamggil pasien itu sama
emanggil Rossa, dia bersyukur karena tidak
tahan sama kegantengan dokter Billy," gumam
itu tidak terlalu jauh dari ruang Rontgen tadi, Va
nya," sapa
enganggukkan kepal
, Sus?" tan
bu dan juga Rossa atas perintah Dokter Billy, karena beliau akan s
ni aku itu dokter Billy,
amanat langsung dari Dokter Angga untuk mendampin
berat, dia sudah cukup malu karena kejadian tadi, sekara
ga buat nanganin penyakit aku. Haduh, mau ditaro di mana mukaku ini? Pasti
arkan kalian ke ruangan rontgen karena Dokt
ly takut nunggunya kelamaan," ujar Ibu Risma se
t memapah Rossa karena sebagai p
ih kuat jalan sendiri kok,
yok saya akan tunjukan
karena kamar Rossa itu berada di lantai tujuh, namun
ni," rintih Rossa dalam hati. Dia merasa sangat resah dan gugup sejak tadi karena akan bertemu
uk jalan, dia membawa Rossa dan ibunya ke
" Vanya juga membukaka
Sus," ucap
i dalamnya, ini memang bukan pertama kalinya untuk Ibu Risma mengantarkan anaknya pemeriksaan, tapi ru
n merasa tidak karuan, dia bahkan hanya
iang, Bu,"
amat siang," b
ada Ibu dan juga ... anak ibu, kalau pemeriksaan pertama yang
ikasih lampu?" tanya Ibu Risma dengan polosnya. Sontak saja Vanya
rontgen, bahasa kerennya pemeri
au itu Ibu tau,"
n mengindikasikan gagal jantung, penumpukan cairan di sekitar jantung (efusi perikardial), atau masalah katup jantung. Pokoknya
u rontgen saya juga t
ya. Suster, tolong bantu pasien untuk berganti pakaian.
Mbak ikut dengan
ruangan yang tersekat lebih keci
Vanya menyodorkan baju khusus yan
seluruh perihiasan kamu," Vanya kem
am dunia kesehatan, dia juga sering membantu pasien yang akan melakuka
um rontgen adalah melepas seluruh perhiasan karena pakai
itu. Ini bukan pertama kalinya Rossa melakukan rontgen, tapi yang mem
siap?" ta
Dok," ja
ang alat pacu jantung dan ju
Billy akan memasang alat pacu jantung dan defibrillator memiliki kabel yang melekat pada jantung untuk memastikan denyut dan
macam-macam lagi," ujar Billy dengan menekankan kalimat terakhirnya. Apalagi alat yang akan dipasang
au bisa jangan pake nyindir juga," lanjutnya
lalu segera melaksanakan tugasnya sebagai seorang dokter, Billy memasan
arang mari kita lakukan
g menghasilkan gambar digital. Setelah itu, Rossa diminta untuk pindah dari satu
elawan pelat sambil berpegang tangan ke atas atau ke s
nahannya selama beberapa detik. Hal ini memb
bahu di atas piring dan mengangkat tangan di atas kepala. Sekali la
an jangan dulu dihembuskan," kata Billy sambi
kan merasakan sensasi saat radiasi melewati tubuh. Jika pasien yang mengalami kesulitan berdi
annya dan suruh dia berganti pakaian, saya aka
illy perintahkan tadi. Sementara Ibu Risma masih duduk sam
hasil Rontgen bisa langsung keluar saat itu juga. Sedangkan di rumah sakit lain yan
tu, mata Billy terbelalak karena dia
a Ibu Risma yang sedari tadi m
hasil foto sinar X dari jantung Rossa. Sampai Rossa seles
aimana?" tanya Vanya. Bill
ntuk menepuk tangan Billy yang berada d
Billy malah terkejut
imana, Dok?" Vanya me
karena saya harus berdiskusi dulu dengan dokter lain. Jadi,
alau gitu berarti saya dan an
r Vanya yang akan men
banyak, saya permisi dul
bu. Sil
nasaran dengan hasilnya, karena tidak biasanya Billy harus meminta pendapat dokter lain dulu. Billy adalah dokter yang hebat, dia sudah bis
u menuju ke ruangannya, tak lupa Billy juga segera menghubung