Prahara Hati
k di meja makan, memanggil nama putri sulungnya beberapa kali,"Jelita, panggil kakak m
u kamar kakaknya, memanggilnya be
ab, kamarnya terkunci," adu
sarapan," ujar lembut ibu Nita memanggil beberapa kali, namun tetap tidak tidak ada jawaban dari dalam kamar,"Kikan," tet
tetangga saja ya unt
ncoba menghubungi Kikan terdengar jelas nada dering ponsel Ki
cepat panggi
njelasan dari Jelita beberapa tetangga segera masuk ke dalam rumah, sedang ibu Nita m
ya bu," ujar salah
brak saja," ibu
intu kayu itu. Dengan beberapa kali d
an !
adalah Kikan yang sudah tidak berdaya, kakinya mengantung di
Kikan
ris melhat Kikan yang sud
orang tetangga, tidak ada yang berani menyen
harus kembali pecah melihat putri sulungnya yang tiba tiba harus meninggal dengan cara yang mengenaskan, ibu Nita terus memeluk jasad putrinya
*
tengah terduduk lesu di ruang tengah dengan pandangan
i ibu bisa sakit," bujuk Jelita duduk di sebela
ntar dan di senangi banyak orang, di mata ibu Nita putrinya itu menjalani hidup yang sempurna, terlebih setelah mendapatkan beasiswa di salah satu universitas terna
n di bunuh atau memang murni bunuh diri."Sekarang ibu makan dulu ya," bujuknya kem
ada tanda tanda penganiayaan di tubuhnya, mendengar hal tersebut tangis ibu Nita kembali pecah, ia tidak menyangaka jika Kikan akan melakukan ha
i Al Quran bersama para pelayat lainya, satu persatu setelahnya para pelayatpun meninggalkan area pe
tapi cara Kikan menjemput ajalanya sendiri yang membuat perasaan ibu Nita tersayat, entah
usaha menenagkan tangis wanita yang di cintainya itu. Hampir satu jam mereka
e kamarnya, mengganti pakainya, ia kleuar dari kamar dan hendak ke dapur untuk memasak makan malam, langkah kakinya terhenti di depan kamar Kikan. Jelita membuka daun pintu yang tertutup itu, Jelita memutar pandanga
a yang terjatuh, ini terlalu tiba tiba, membuat dad
elihat secarik kertas di atas nakas, mem
n hidupku, kelak aku a
ggal kalimat itu di tunjukan. Sepengetahuanya sang kakak adalah sosok yang baik dan ramah tidak mungkin jika Kikan mempunyai musuh. Tapi secarik su
tuk siapa surat ini di
Kikan,"Jelita, kamu sedang apa di sini?" tanya
yikan surat tersebut di balik tubuhnya, ia memilih untuk tidak mencaritakan hal
ai bisa tersenyum tipis, ia tidak ingin mengurung diri di kamar
iri dari duduknya, ia menagmbil buku di meja belajar Kikan be
rjatuh dari buku itu. Jelita meraih foto itu tampak Kikan yan
l yang ganjil di foto itu, pria yang berdiri si samping Kikan tampak merangkulnya mesra tapi wajah pria itu tid
Kikan tidak pernah bercerita tentang pacarnya. Jelita mengerti past
tentang teman teman Kikan di foto sepertinya Kikan gadis yang mudah berso