Prahara Hati
b
sudah tiba di kantor sejak pukul 06.00 pagi, membersihkan seluruh ruan
anya seluruh staf tampak sibuk."Jelita kenapa diam saja? Cepat rapihkan sebelum pak Jonatan datang," teg
mengeryitkan dahin
kantor."Pak Jonatan kakak dari pak Arveen, dia ceo dari perusaahan yang berpusat di kota lain tapi kabarn
ia bahkan baru tau jika Arveen m
saja, cepat rapih
-ba
uara langkah kaki yang bergesekan dengan lantai marmer kantor, semkin mendekat ke arah ruan
t pagi
menggema meme
jawab para s
ok pria di sisi Arveen, wajahnya tidak begitu mirip dengan Arv
al saya, dan mulai saat ini saya akan ikut mengurus perusahaan ini, saya harap kita dap
atan terus memperhatikanya, mungkin karena ia pegwai baru, begitu fikir Jelita. Arveen dan Jo
dua," perintah seorang wanita meleta
ai
i melihat Jonatan yang juga tengah berdiri di depan pintu lift, Jelita tersenyum tipis w
asuk?" tegur Jonatan melihat Jelita
wab Jelita merasa sungkan s
ukla
suk
klah," Jonatan
an kikuk di sebelah Jonatan, berharap a
tanya Jontan me
menjentikan tel
siapa lagi di sini?
di kenakanya. Pintu lift itu pun terbuka tepat di lantai dua,"Permi
rang. Setelah mengantar berkas Jelita kembali ke meja kerjanya, melanjutkan
it harus sudah ada, aku sangat lapar,
Arveen,"Baiklah," Jelita menutup teleponya, dengan tergesa gesa ia
dari dalam ruangan se
k Jonatan yang juga sedang ada di dalam
ta meletakan makanan
askan tanganya, Jelita p
ukmu?" Jonatan mentap heran karen
b Arveen singkat, melanjutkan
lu keluar dari kantor, sayangnya tiba tiba hujan turun dengan deras, Jelita menunggu di luar kantor sampai hujan
aca mobil itu turun perlahan memperli
akan mengant
a bisa naik angkutan umum," tolak
ya akan memotong
nurut, saat hendak mendekat ke mobil Jonatan wajahnya terciprat
a yang basah. Dari dalam mobil Jonatan tertegun, memperhatikan wajah gad
membukakan pintu, mempersilhkan Jelita duduk di sebela
mobil,"Astaga, ternyata dia sama saja dengan wanita lain waj
k denganya, sangat berbeda dengan Arveen, juga para pegawai yang mengatakan jika Jontan mempunyai sikap yang lebih tegas dan dingin da
itar sini?" tany
ya
acet, ponsel Jelita berderin
lama pulangnya? Ibu sudah lapar,
eadaan ibunya belum pulih, masih terbaring lem
ya, melihat hujan di luar yang sudah mereda,"Saya berhenti
" Jontan
gesa gesa Jelita membuka pintu mobil, tidak ingin
berlari tergesa gesa sepertinya rumahnya tidak jauh dari sini, Jonatan k