Prahara Hati
b
erjaan?" Jelita bergidik m
," Arveen mengeluarkan amplop coklat dari laci kerjanya."Ini u
metar bahkan seumur hidup pun ia tidak pernah memegang uang sebanyak itu,"Baiklah, aku akan melakukan apa pun yang kau pin
i sini, jam 6 pagi, ingat kau harus sudah
ai
pa ia harus datang sepagi itu, tapi yang bisa ia l
veen mengarahkan tang
sakit. Sesampainya di sana dengan setengah berlari Jelita menuju ruang admintrasi menyerahkan uang tersebut dan menadatangani beberapa berkas untuk s
bu saya?" tanya Jelita me
ya berjal
enghela n
olasi dan kami akan memindahkannya ke r
sisi ranjang, menunggu ibunya siuman. Kelopak mata ibu Nita perlahan bergersk begit
apa ibu ada di sini?" ia menatap bingung sekeli
sak
it a
ginja
t gin
mendengar hal ini, tapi memberitahukan
ibu perlu lakukan saat ini hanya istirahat dan jangan berfikir yang m
,"Lalu siapa yang membayar semua biaya rumah sakit ini nak
yar, aku pin
lu bagimana nanti ka
dah berkerja, aku b
engangguk,"Syukurlah," wajahnya yang masih pucat kini tersenyum
ngan berfikir yang macam macam ya." Jelita
*
utan umum di lihatnya suasana kantor yang masih sepi, tidak mengerti mengapa Arveen memintanya datang sepagi ini, Jelita pun
u kan?" seorang w
iy
da sekretaris baru, ikiut saya, say
dak tau jika Arveen akan menem
ya," tegur wanita itu, melihat
iy
i kerjakannya, Jelita mengangguk mengerti, setelahnya wanita itu pun berlalu pergi. Jelita duduk di kursi kerjanya, ia tersenyum tipis menjadi sekretaris memang perk
ang," perintah Arve
an atasanya itu,"Permisi, bapak panggil saya?" ucapnya sete
akukan perkerjaan mu," perintah Arv
ia bingung rasanya tidak ada yang salah dengan ruangan itu
ang kerja ku sangat b
tumpukan berkas yang tidak tertata rapih juga meja tamu di sudut ruangan pun tampa
ngang, bukankah itu sehar
atang jam 6 pagi? Bersiihkan ruangan ku seca
yugas OB? Lalu untuk apa Arveen menempatkanya pada posisi sekretaris? Je
kerjakan," melihat Jelita
Arveen, merapihkan berkas yang berantakan, menyapu, mengepe
" Jelita mengusap peluh
yang masih menatap berkas yang di pegang
pergelangan tanganya,"Sebentar lagi jam makan siang, belikan makanan," Arveen m
s tersebut,"Cepat belikan," melihat J
seorang OB pun biasanya akan di beri uang b
a kan? Aku sengaja memberi mu lebih, ak
ja di buat pingsan denga
belikan," Arveen mengibaskan ta
otor security kantor jelita segera menuju resto memesankan beberapa menu yang di inginkan Arveen. Benar duga
kan makan tersebut
erjaanmu sebagai sekretaris," ujat
but. Kali ini matanya terbelalak mel
aku bisa mengerjakan perkerjaan
i berbunyi, Jelita be
inumnya?" tegur Arv
datnya, ia lupa memesan ka
belikan minum untuk ku ! " omel Arveen seraya menyebutkan mi
emberikan minuman yang di inginkan Arveen. Denga tubuh lemas ia kembali ke meja kerjanya, menyadar
an uang yang dia berikan lalu kelua