Prahara Hati
b
tahun k
engalami perubahan meski sekian tahun berlalu, begitu juga dengan prestasinya yang tak pernah menurun ia berhasil menyelesaikan kuliahnya dengan hasil yang memuaskan, prestasi lah yang selalu bisa dibanggakanya, ia juga bukan gadis lemah yang selalu tertind
an dulu," pang
buru keluar dari kama
n dulu
menyantap sarapanya."Aduh mah Jelita udah telat
arapanya belum hab
ada interview, doakan ya semoga interview kali ini be
umahnya menuju perusahaan yang kembali memberinya kesempatan untuk mendapat perkerjaan. Angkutan umum yang di tumpanginya di sebuah perusahaan yang berdiri kokoh di
*
menelan kekecewaan karena interview kali ini pun tak mem
yang mukanya?" tegur sang mama melih
pulang dengan kekecewaan, belum bisa mendapatkan perkerjaan untuk membantu perekonomian keluarga dan maman
yakin nanti kamu akan dapat perkerjaan," uca
"Dimana lagi aku harus mendapatkan perkerjaan," gumamnya frustasi. Setelah merenung beberapa saat Jelita segera membersihkan dirinya. Jelita yang tenga
lut Jelita mengangga tak percaya."Astaga, ini kan perusahaan besar," bak terkena angin segar wajah murungnya kini tampak berbinar. Denga
apa s
g baru saja di terimanya."Aku dapat panggilan interview diperu
h, semoga lan
a berkerja di sana." balas
i kem
jadwal interviewnya diperusahaan HM grop, ia segera beringsut dari tidurnya melihat jam dinding yang sudah menunjukan pukul 08.45 pagi. Degan terburu buru Jelita segera bergegas m
dulu ya," pamitnya
enggak sa
ya pada perusahaan besar yang berdiri kokoh dihadapanya. Jelita mengehala nafas dalam lalu menghembusakanya perlahan mengurangi kegugupanya, ia mengeluarkan cermin kecil d
lantai 2," balas r
interviewnya kali ini gagal kembali, hampir 30 menit Jelita menunggu, waktu yang cukup lama untuknya menunggu keputusan, jemarinya terus meremas rok span yang dikenakannya mengurangi rasa gelisah yang mendera."Nona Jelita, silakan ikut saya
ita tersebut saat mereka sudah didepan ruang direktur utama, staff tersebut masuk keruangan meninggalkan Jelita
. Jelita membuka daun pintu perlahan dari kejauhan melihat seorang pria muda tengah duduk dikursi kerjanya membaca sebuah berkas, Jelita memic
" Jelita menggelengkan kepala
u mendongakan kepalanya menegur Jelita
a tersebut."Astaga, ternyata benar benar si pria jahat itu!
engan benar? belum apa apa dia sudah berlaku tidak sopan , tegur dia!" omel Arveen pada staffnya tersebut. Arveen memutus panggilannya. Menghela nafas kasar. R