Terjerat Gairah Semu
lap dalam nyenyak tidurnya tersentak seketika. Dengan gerakan pelan ia duduk d
ntu yang masih tertutup dengan rapat. Dara terdiam beberapa detik, membawa ter
tui jalan pikirnya. Hasrat yang terpendam dalam dada selalu mengganggu hari-harinya. Semua khayalan tentang nik
suami istri yang baru saja menikah. Tetapi yang terjadi hanya sepi. Dara sangat kecewa, gairahnya tidak pernah dapat dipenuhi oleh suaminya. Ia merasa gagal menjadi
ah menonton sebuah film dewasa di rumah Sarah. Sebuah film, yang menceritakan tentang
an, hanya dengan menggunakan jari ... atau, alat bantu? glek! Ah, sial! Aku tidak memiliki alat bantu dewasa!" pekiknya dalam hati. Dara menelan air liurnya sendiri, me
nnya sebagai alat bantu. Area kewanitaannya tiba-tiba mengembang nyut-nyutan. Te
apu ke sekeliling ruangan. Lalu, dengan langkah pelan, ia berjalan mendekati pintu. Setelah berada di muka pintu,
kamar mandi yang berada di dalam kamarnya
uh! Tidak ada jalan lain, kecuali melakukannya ...." bisiknya dalam h
pan cermin. Semenjak menikah, ia memang jarang mengenakan pakaian dalam, berharap suaminya dapat bergairah. Dara sangat menanti pergerakan janta
i. sedangkan telapak tangan kirinya ia usapkan ke permukaan area sensitifnya yang dipenuh
ilihatnya di rumah Sarah. Sedetik kemudian Dara terdengar menarik napanya
ling sensitif di sekitar tubuhnya. Tetapi, ia masih saja belum merasa p
a seakan berdiri menahan degup jantung yang berdetak lebih kencang dari biasanya. Entah apa yang merasukinya, ia semakin menekankan jari-ja
hanya, tanpa sadar Dara mulai mendesis pelan, "aaaduuh aaakh
dan penuh pengkhayatan, lalu membenamkannya lagi beberapa kali. Bagian organ sensitif yang selal
kannya dalam-dalam lalu menariknya kembali. Ia melakukannya hingga berula
Sungguh, ia benar-benar telah dikuasi birahinya sendiri, mungk
a sadar membawanya ke dalam dunia khayal dan imaji
menjadi sasarannya belum seluruhnya terlunasi. Dara kembali melebarkan kedua belah pahanya dengan lebih lebar, lalu menarik ulur keti
ang beberapa detik, keringat bercucuran membasahi seluruh tubuh. Nafasnya te
keluarkan sedikit demi sedikit. Dara akhirnya mencapai puncak kenikmatannya. Senyumn
jamkan kedua bola matanya sembari berbisik pelan dalam hati, "Pantas saja semua orang menjad
Guntur tidak mampu berbuat seperti laki-laki lain yang gagah memuaskan istri, memberikan na
nakan ses
engan dirinya sendiri, Dara masih saja merasa kurang puas, ia ingi
hayal, tiba tiba pintu kamar
!" "
ony
ilnya dari luar. "Makan siang dulu, nanti
an menyambar pakaiannya, dan bergegas mengenakan kembali pakaiannya dengan gerakan cepat. Setelah selesai mengenakan pakaia
nya ke bawah sampai pintu itu terbuka, bi Lastri terlihat ma
Bi lastri tampak tersenyum melihat sikap Dara yang sangat berbeda dengan sikapnya pagi tadi, Majikannya sek
Nyonya ...." ujarnya seraya membal