Kakak Iparku Istriku
yang jumlahnya tetap sama walau sudah sekian kali aku mene
. Mengembalikan jari pada posisi
liki ayah. Merasa sang pencetak diri ini ke dunia sudah di belahan dime
ggeleng
ma kali senyum menghiasi wajah tegang yang ada di hadapan. Debat t
sa. Lelaki tinggi, hitam kelam, berhidu
apa jawabanku tadi lagi
ng ada di hadapanmu ini bisa menjadi ayahmu?" Aku m
ah
kuliahmu akan saya tanggung, bukankah tanggung jawab seorang ayah
rsamanya melompat kegirangan. Memelukku
h merenggut aktifitas kesehariannya, aku memilih tinggal
kai baju bahkan mencuci kotorannya, begitu juga kebutuhan Caca. S
gamankan perbatasan. Kadang pu
akan menjaga di rumah hingga aku pulang
i bagian hidup. Aku menyayanginya, sungguh menyayangi. Hingg
ri kota, atau ke tempat wisata. Pak Arman sosok yang sangat bertang
terpenuhi, termasuk laptop d
olah dasar, ia mendapat rangking sat
suatu malam setelah rutinitas harian selesai ku ke
lam, mengejutkan mata yang masih ingin te
atap sosok yang berbaring d
meskipun satu rumah, aku sama sekali ti
r terbuka, karena aku lupa jadwal ia pulang. Ia menata
ngan mengambil mukena yang tepat berada di atas meja sisi tempat
ruang tamu. Dingin menjalar memenuhi ruangan, mesk
an kalimat. Menarik napas dalam-dalam,
n kata yang akan ku keluarkan tid
mendekat. Kulepas
usnya bapak tidak ti
t itu, bukankah ini rumah dia, tersera
Bagaimanapun baiknya Bu Erma dan p
. Belum lagi desas-desus tetangga seolah men
atau ketika ia pulang tak sabar bertemu Caca. Karena Cac
uk dan tertidur di tempat
ap itu kamar kamu. Saya hany
Caca. Maaf," jawabn
ya melarang Bapak masuk ke kamar
nggalkannya di ruang tamu tanpa
aktu seakan begitu pelan merangkak berput
baru mengelilingi matahari. Mengap
ung saji sudah siap sedia dengan gulai ikan sale campur jengkol plus daun ubi, l
menyibukkan
buh tegap tinggi tepat berdiri membatas kepal
angan melangkah sege
ara!" Kaki itu men
g tamu saja pak," Ja
menatapku begitu intens, Sekuat mungkin mengendalikan rasa yang campur
dengan tatapan yang aku tidak suka, sekarang berdi
kian meni
Pertanyaan macam apa itu. Jika bukan karena Caca dan
." Aku tak menjawab pertanyaannya. Berpikir
rumah dan fokus kepada kuliah,
s ayah dan anak, meskipun sering terdengar d
i budget seorang pembantu. Padahal pekerjaan yang
lah besok
itu, ia berlalu mas
karena setelahnya terdenga
eadaan seperti ini, Del." Tangis Bu Erma
aya," kilahku, mengingat janda beranak lima yang biasa ikut membantu menyetrika di rumah akan
kamu kerjakan, tapi kamu tetap harus di sini, mohon
mendengar nama
ukeraskan hati se
ang jelas in
ak RT berbincang tawa bersama pak A
s ke kantor KUA. Surat pernyataan sudah ditandat
aya sudah bulat,
kamu tega meninggalkan Ca
las tiga, seiring waktu dia akan
, saya harus segera
iver online akan menjemput, sebelum berbicara
wajah yang akhir-akhir ini menjebak detak jantungku tak lagi sehat, mu
mungil gadis kecil itu. Bu Erma dan Pak Arm
apku menenangkan keraguan, tak sanggup
tiiiin
an keambiguan. Caca mas
an, Bu Erma tak bergeming, Caca ber
ua kali lipat!" Gadis itu berbicara tegas pada driver. Aku t
Ah ... Bulshit. H
an dua kali lipat tangan
n berhenti. Getar frekuensi menjalar hingga aku tak
ergi." Berat hati ak
emberanikan diri menatap retinanya adala
sana. Memaksa diri untuk
a ke sini
atang, kami menunggumu.
dah firasat yang akhir-akhir ini menghantui, mimp
aafkan masa lalu itu. Ternyata aku terperangkap, tidak hanya cinta pa
ah ada tempat bua