Kakak Iparku Istriku
terwujud, kuliah di salah satu Universitas I
u menjadi tenaga pengajar di Madrasah Di
g mudah, Tuhan itu mengetahui apa yang dibutuhkan hambanya saat kesulita
n kamar menjadi pilihan, tidak terlalu ramai, jug
al banyak orang. Di kampus, di k
kan tugas makalah dan cuci mata sesek
ru kemarin ikut test masuk ke Universitas itu, ternyata enam bulan b
ng hendak
il. Setelah berusaha sekuat tenaga mengu
beri gelar 'bayi mahal' karena mendapatkan b
ya lepas, ramah pada semua mahasiswi yang nge
ujung gang lainnya, bocah cantik itu lebih suka menjambangi kamar-kamar penghuni
elas tak bisa ia baca, hanya menun
aturan, kemudian merengek minta dibuatin j
Tiva teman satu kos te
rab dan menjadi bagian dari kami, seper
u menjadi rumah
nama panjang Armeye
ami mahasiswi yang baru enam bul
an Bunda untuk Yanti, Mami untuk Lidya dan Ibu un
polosnya men
a!" Teriakny
un ia menyebut kakak, lidahnya seolah terbiasa menye
membedakan tiap pa
ai membaca, jika tidak ada kegiatan kampus, ak
ga, dan sesekali mengaj
geri, Bu Erma sangat bahagia melihat kedekatan putrinya pada kami. Terutama
tak suka diberi ma
makanan hanya ditujukan untukku. Teman-teman memaklumi, bisa bangkr
ersamaku, tidak mau makan kalau tidak aku sua
mengetahui Caca pandai membaca dan menulis pl
s yang super mahal untuk Caca, cukup bertandang ke kamarku
a Alquran, dan beberapa ayat ya
luaran terbaru. Sungguh membuat terharu, ia juga memberikan b
ra sama kamu dulu, baru mau makan, baru mau mandi. Jadi saya diskusi sama papahnya. Nah hasilnya ... Ni hape
iku handphone mahal itu, karena ia tau aku t
ang dengan dalih karena sudah meng
terbiasa selalu bersama, aku menyayangi
a. Baru beberapa jam di kampus ren
tula
Semakin lama gadis itu seperti lumrah memanggilku ma
ngar panggilan yang ia angg
a, bahkan teman-temanku ikut s
ke mana? ke
alah aku. Jika yang dimaksud ibunya maka para
ambilin raport siap
a rutinitas kebiasaan yang terjalin bersama, tak lagi bisa
t kebahagiaan, Bu Erma tertabrak motor gede, kak
sekolah Islam terpadu yang cukup jauh dari kos-kosan
gejutkan itu menghentikan sejenak aksi beres-beres, aku berla
ah kiri tungkai dan betisnya memakai gips yang juga di
ku mendekat memeluk Caca ya
sorot mata setajam elang, kulihat dengan mata kepala se
anan negara. Tanpa senyum ia melewati para tamu. Dingin. Memba
an memberi gajimu sesuai dengan yang kamu terima di sekolah itu." Bu Erma
engajar pada kepala sekolah, dan beliau mengizinkan. Selama tiga
as budi kebaikan yang
kolahnya, menyuapkan makan, sampai memakai
Bu Erma kecelakaan. Aku sampai kewalah
ya!" Untuk memberi warna pada tugas seninya yang biasa
au mama tunggu
ahnya
ah saja dari rumah i
h, Caca berani
Dan tidak lagi meminta macam-macam. C
patnya Harmiyanto Arman. Papa Caca, berat memang meninggalk
at sulit bagi mahasiswi
an mudah diterima di sekolah c
pedepokan, dengan nuansa coklat berca
garang, berwajah serius tanpa senyum,
" tanya-nya tanpa basa-basi. Aku
, asal kamu mau tinggal di sini. Ang
detik. Sepertinya sedang ada