My Sugar Daddy is a Monster
ia
snis, Adikku sayang!" Ucap Kakaku, Taylor.
rena aku ingin pintar masak seperti Ibu, ya kan Bu?" Ucapku sem
pilihannya nanti itu haknya, dia juga tidak begitu te
bu bela aku sedikit
u meneruskan bisnis Ayah dengan bantuan adik
membosankan, Kak!" Ucapku m
an." Kata Taylor sembari
ia melihatku. Kami kemudian melanjutkan makan malam
kalau tidak mau terlambat menonton film kesukaanku. Ayah memang memiliki perusahaan yang bisa di katakan lumayan besar. Jadi aku sudah terbiasa hidup dengan ber
o
o
mendengar suara pintuku
" Tanya Taylor
atapnya, ia kemudian berjalan mendekatiku yang sedang a
Jawabny
huku. Ada keheningan yang aneh setelah dia berhasil merangkulku. Saat aku mencoba menoleh kearahnya. Taylor segera memiringkan kepalanya hingga bersandar di atas kepalaku. Ak
kantor Ayah sampai kak
menutup dan meletakkan laptopku menjauh dari kami. Aku bergerak keatas pangkuan Taylor. Posisi kami sekarang saling berhadapan sekarang. Aku menatapnya sekilas, lalu memeluk lehernya
mu ini ya." Uc
arah sama Kakak. Yah, meskipun Kakak men
. Ia menghirup udara di ceruk leherku dan kemud
napa kamu selalu
." Taylor mengeratka
ku memafkanmu Kak.' Kekehku sembari mengangguk
dak bisa di andalkan ini." Ucapnya setelah dia melepaskan peluk
da apa apa nanti datang
tidak bisa ku artikan, lalu mengacak
lam, Kak." Kataku de
u juga ikut bahagia
engan senyuman yang tidak bisa di
sih?' Takutku yang membayangkan kembali se
Br
ran
brak
aat mendengar suara gemuruh
seorang pria, di lanjutkan den
u kaku tidak bisa bergerak
y
etaku
ling?'
badanku tidak bisa ku gerakkan saat sua
Taylor.. Tolong ak
arku. Harusnya dia datang menemaniku dalam k
rak
g menutupi mata sipitnya tengah mengobservasi kamarku. Saat mata kami bertemu,
gadis, Tuan." Ucapnya sembari
amarku dan menarik paksa lenganku untuk turun
disi dalam rumahku saat itu. Vas, guci dan foto semua jatuh berserakan di lantai. Beberapa pintu dalam kondisi rusak akibat ditendang paksa
n aku!"
menarik lenganku dan memaksaku m
an aku Tuan." R
n melirikku dengan m
sa lepas dari Tuan D
ngeri melihat
Siapa?'
ternyata sudah banyak terparkir berserakan di pekarangan rumah kami. Ak
iapa mereka? Dimana Ayah, Ibu dan Kak Taylor?' Pikirku dengan mata
Lampu malam dan suasana dingin kota ini semakin mengaburkan pikiranku. Pria dengan kacamata di depanku saat ini masih setia memperhatikanku den
." Teg
ya yang dalam berhasil
Tanyanya denga
ak untuk berpikir
yl
ku...
a PO
*