icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

Jangan rebut suamiku!

Bab 6 Selamat tinggal, ibu

Jumlah Kata:1125    |    Dirilis Pada: 20/10/2022

ga sangat antusias, Arga memang tidak diundang oleh Gisca, tetapi dia dibe

nya. malam ini Arga memang terlihat sangat tampan, aura kebahagiaan dan harapannya yang tinggi te

ar tiba tepat waktu diacara Gisca. sepanjang perjalanan Arga tidak berhenti tersenyum, malam ini dia s

menawan membuat semua pmata wanita tertuju padanya. pandangan Arga hanya fokus di satu tujuan, yaitu Gisca. Wanita yang diidamkannya malam ini tampak san

wajah terheran heran. Gisca tidak bisa berkata apa apa lagi, dia hanya bisa tersenyum dan memeluk Arga. Sekuat apapu

Arga balas dengan memeluk dan m

ekarang keduanya seperti remaja yang sedang dimabuk asmara, tidak bisa dipungkiri bahwa cinta Arga saat ini tertuju pada Gisca segala impian

a baik Arga maupun Gisca melupakan sejenak apa yang terajdi beberapa

ya menatap kaum kearah Gisca

memerah. Arga hanya tertawa kecil dia tidak kuasa menahan rasa gemasnya, Gisca sangat imut, manis dan

erapa kali, Arga hanya melirik dan mengabaikannya. beberapa kali ponselnya berde

a?" Tany

ajah Gisca berubah. tidak seba

i laki laki yang diingnkan Gisca sebanyak apapun lelaki di luar sana yang ,mencoba mendekatinya, dia hanya terfokus pada Arga, Arga adalah cinta pertamanya. Gisca semasa menempuh pendidikan selalu menjadi murid teladan dan tidak memikirkan masalah percintaan. Fokus untuk membuktikan kepada orang tuanya bahwa dia layak meneruskan semua bisnis mereka, disaat Gisca mengurus beberapa,bisnis dia tidak sen

melihat Arga disini membuat Gisca merasa lengkap. hanya beberapa jam lagi Arga aka

2.00, acara telah selesai para

ium kening Gisca, Gisca tersenyum."Terima ka

.

k menemukan Sena dimanapun. dia mencoba membuka pons

ya? apa dia terjatuh?"

ali tapi tidak ada jawaban. Dia terus

amu baik baik saja?

ng pertanyaan Arga, terdengar suara Se

egera

engan kecepatan tinggi menuju rumah Sena. Sepanjang jalan Arga hany

ebih cepat 30menit, karena jalan yang lenggang se

ga. Arga bingung dia harus melakukan apa, dia merangkul Sena dengan harapan bisa mengurangi kesedihanhya, Sena langsung meletak

ga Sena lainnya. Pagi haripun tiba Ibu Sena sudah dimakamkan, Arga dan Sena membereskan

na hanya diam, memandang jalan , dia masih mera

rmu" Ucap Arga dia merasa sedikit mer

ana apa kamu bersenang senang?" Tany

a pura kuat, ceritakan saja apa

tulus, Sena seperti kehilangan rumahnya, kehilangan sandarannya, tidak ada lagi senyum meneduhkan itu, tidak adalagi tawa tawa ibu yang menyejukan hatinya, tidak ada lagi pertanyaan berulang ulang yang terkadang membuatnya kesal, tidak ada lagi yang memaksanya untuk makan sayuran, tidak ada lagi seseora

a tidak mengetahui jika ibunya memiliki penyakit. Sena tidak henti he

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka