The Magical Soulmate
hal sudah berjam-jam lam
ri salah satu bilik toilet, menghardik atas nasib sialnya. Tetapi u
angi perut yang masih terasa tidak nyaman. Sesekal
k masing-masing pun terdiam. Seluruh penghuni melempar tatapan nanar pa
" tanya seseorang memperlihatkan sebuah
a ia hendak langsung duduk di kursi, tetapi terpaksa k
asuk Agnes, si ketua kela
duduk, jika tidak gas beraroma tak sedap akan keluar. Itu
al hari ini," gumam Agnes
wali kelas mereka, lalu Agnes mengusulkan agar pembagi
u pasang kertas untuk diberikan kepada laki-laki di po
as saat pengambilan kertas, tidak akan ia melakukannya. B
kelas, karena biasanya tidak pernah telat.
bilkan satu nomor untukku, jangan malah dibi
ia berkacamata minus itu m
erjalanan menuju kantin di belakang sekolah. David berdiri di temp
apa,
njelasan, tentang tu
sahut Lau
ring. "Saya kaget, saat tahu kamu dan Iaoel satu k
antor, meninggalkan gadis yang kini berada dalam kea
sebutkan David tersebut hanya bisa tidur
dengannya akan kesulitan. Mengerjakan tugas s
ukar pasangan, aku tidak
julukan unt
nduduki bangku kantin dengan sepiring spaghett
igus tidak tertebak secara bersamaan. Membuat orang-orang sungkan,
pala, orang hanya bisa fokus pada iris coklatnya, kemudian memalingk
h sekolah, padahal tidak ada semangat sama sekali
sang sahabat, tetapi sosok di ujun
di samping, kemudian menengok ke depan sebelum mengar
ahu alasan Laura
idur di kelas sampai bel pulang berbun
lindung dari sinar matahari. Atas usulan Laura, mereka b
bosan dan pe
gan orang-orang. Membuat Laura merutuk, lelaki itu lebih bodoh ka
ip, tidak dilihat pun, sangat terasa tat
Laura dan Agnes su
n tugas besok atau ha
i ini, besok su
besok tanggal merah. Ia berencana mengajak teman sekelompok Agnes un
patan belum juga
sore hingga malam, kemudian dikumpulkan besok saat har
emester lagi ia akan sampai pada rencana hidup sebagai pengangguran kaya raya. Tida
n besar tempat ayahnya bekerja. Beres. Seperti itu, Laura h
inggal di rumah besar!" Sembari beranjak dari tem
pergi, lelaki itu akan mengikut
ilet demi menghindari tatapan mengerikan di belakang san
an gadis itu sendirian, ia pun diam-diam me
kelas dan dibiarkan guru begitu saja, siapa yang berani me
engambil buku yang menurutnya menarik, lalu men
melahirkan dan tidak ada pengganti. Membuatnya bisa lebih lel
tanpa jeda. Mengikuti alur, seakan terbawa cerita. Kursi di samping
enda yang menghalangi pandangan. Hingga gadis itu terkesiap, lang
mu