My Baby
la
ya. Kalau para konsumenku tidak sempat menemuiku, aku yang akan mengunjungi mereka. Demi mendapatkan gaji lebih dan bonus tentunya. Aku tidak sempat ke kant
lum tentu dalam satu minggu aku berhasil menjual satu unit, ta
bisa menghasilkan pendapatan yang besar tergantung seberapa banyak target yang bisa dicapai. Aku juga memiliki beberapa rekan yang harus kumonitor menge
dan sudah terlanjur nyaman di sini. Aku memang aneh, seharusnya aku ke luar dari Benua Hijau agar terlepas dari bayang-bayang masa lalu. Mungkin aku bisa memilih
City, Real Mountain, Liverdepp, New Coral, dan Kausoix. Mungkin tahun depan dia akan membangun di Jersoix dan Darling City. Lupakan Losa Harapan, dua tahun yang lalu Romeo melakukan ekspansi besar-besar
u menyetir sambil sesekali melirik ke arah Stella yang sedang menikmati kegiatannya. Aku merindukan café Belarosa, mungkin
diam. Kadang-kadang dia tertawa dan sedikit bercerita. Stella seperti berada di dunian
pernah meminum pil penggugur kandungan yang kumuntahkan lagi sejam kemudian, sebab aku tidak tega membunuh darah dagingku sendiri. Aku khawatir dan mengira anakku terkontaminasi oleh p
sering ia tarik kemana-mana. Aku tahu harganya mahal, tapi demi Stella aku jadi bersemangat untuk menjual unit-unit apartemen atau rumah sebanyak-banyaknya. Aku akan me
anaknya sendiri. Seorang ibu hanya berharap kalau kelak anaknya berbakti kepadanya, menuruti semua permintaannya. Karena kalau dipel
rusan orang lain. Aku takut melakukan kesalahan. Urusan rumahku saja sudah membuatku kewalahan, hingga tidak sempat memperhatikan diriku sendiri. Sej
ukup panjang sekaligus melelahkan. Dia sudah protes minta diganti dengan yang baru. Semoga sepatuku ini bertahan sampai seminggu lagi. Bukannya aku pelit, tapi aku memprioritaskan hal yang lainnya daripada sepasang sepa
lirikku sekilas, lalu asyik dengan dunianya sendiri. Stella menggerak-gerakkan punggungnya ke jok melihat tanpa berked
epadaku. Aku mengambilnya dan memakannya. Stella se
lagi buah yang masih utuh d
kasih, s
uahnya en
k se
u penuh keingintahuan, aku tahu kalau Stella merindukan Bel
lang kita a
lu setelahnya lama-lama putriku t
gat dini yang pasti memilih bermain di rumah daripada bekerja dengan ibunya. Untuk mengobati rasa jenuhnya, aku akan mampir k
*
a. Aku berpesan agar dia memanggilku ketika sudah selesai memainkan beberapa nada yang ia suka. Sedangkan aku sendiri duduk bersama p
elum tentu anak seusianya bisa bermain sebagus Stella. Apa aku saja yang terlalu terharu hingga jantungku berdetak cepat? Tapi anakku masih kecil dan memiliki keahlian yang menurutku luar biasa, wajar kalau aku senang
la berbinar memancarkan kecerdasan yang tidak dimiliki anak seumurannya. Aku seperti melihat Stella
ang berkali-kali memuji kepiawaian Stella. Aku mendengar Stella masih a
u kalau harga sebuah grand piano bisa semahal itu. Setelah cukup lama bertransaksi, akhirnya aku mendapatkan hadiah untuk ulang tahun anakku yang akan jatuh seminggu dari sekarang. Stella
h cita-citanya. Seorang ibu sepertiku akan merasa sangat berharga