Anakmu Bukan Anakku
idurnya, tepatnya saat mendengar suara adz
eluar setelahnya dan mencari sajadah, yang tidak dia temukan meskipun sudah melihat ke b
ginya. Tempat yang membuatnya seakan menjadi seorang tawanan karena tak b
ak mungkin mereka akan berdiam diri di sana semalam. Konyol. Meskipun ternyata dugaannya salah. Kedua lelaki yang sem
tampak santai dengan kaos polo yang dikenakannya saat ini, kemudian menarik sudut bibirnya. Entah karena apa Edwin pu
erani bersikap kurang ajar. Tapi di rumah ini, seakan semuanya tidak berarti. Hanya karena menikahi seorang
ul, yang artinya wanitanya sudah resmi dan halal menjadi istrinya. Tapi kini, kenyataannya jauh berbanding terbalik.
sana masih dengan pakaian tidurnya. Lelaki berbadan tinggi dengan kumis tebal itu tampa
semalaman di sini? Maka biarkan aku pergi sekarang," balasny
n kelakuan lelaki itu padanya kemarin. Bahkan G
a anaknya masih terlelap di balik selimut yang sisi sampingnya tampak rapi. G
r, berubah sinis seolah ingin
ika kamu memak
lelaki yang dia duga sebagai jawara kampung itu, maka dia tak akan gentar walaupun harus bert
tu seperti penolakan halus, di mana anaknya tidak
di istrimu?!" sentak Guna
anita itu tengah berbadan dua dan tentu saja secara agama pernikahan kami tidak sah. Kena
i. Lelaki itu tak menyangka kalau
a mengambil nafas p
ti apapun keadaan Melati saat ini, sekarang dia adalah tanggung jawabmu!"
gjawaban padaku, yang notabene tidak ada hubungan apapun dengan kalian.
hang Gunad
an anak buahku!!" sentak Gunadi dengan perkataan sama kerasnya, m
kan tawanan untuk membuatku bertahan di t
duli. Jika kau ingin keluar dari sini, maka bawa Melati be
a dia sadar kalau emosi tak
yang Gunadi perintahkan. Setelah keluar dari rumah itu, tak akan
rah lelaki itu yang siap-siap membuka ponse
aku t
ajak dia sarapan, setelah itu ka
dia membanting pintu kamar yang tak bersal
jadi seorang penggeretak dan hanya memanfaatkan kelemahan
ian dari keluarga kami, kamu dilarang menyakiti Melati apapun yang terjadi! Ingat itu baik-baik!!" Gunadi berseru dari balik di
pat. Dia menatap tajam pada Gunadi yang langsu
Gunadi tepat di depan wajah Edwin sekarang. M
daya di depan Gunadi dan anak buahnya, yang membawa peralat
enarik sudut bibirnya, dengan berbalik ke arah Edwin yang tangannya kini men
gatakan hal it
kamu sudah lupa," kata Mel
berarti tadi malam, jadi j
lampiasan sekarang. Dan kebetulan Mel