Brondong Simpanan
partemen milik dia dan suaminya, ia meluncur ke
ertunduk dengan napas tercekat hebat. Lama Illythia merenunginya, ke
setiap orang pasti menyimpan rahasia. Entah itu memalukan, menyedihkan, atau terlalu membahagiakan untuk diumbar. Katanya, rahasialah yang menjadikan manusi
t sepi, ia menaruh rahasianya di sini, saat ini. Pikirannya kalut memikirkan resiko kalau Argan mengetahuin
obil dengan kuat, sekaligus membe
eramik menuju lift, ia menekan lantai 22 dimana unitnya berada. Dengan napas
Sampa
semakin terasa saat pasokan okisgen tiba-tiba menipis
ek!
, Argan sedang tertidur. Tak mungkin setelah l
degupan jantungnya yang menggila, berdebar kencang sampai membuatnya tak ny
lythia, ia bahkan mematung dengan Argan yang berdiri di
pul ba-bareng t
menggantung mere
ri kabar? Ponsel kamu juga nggak aktif." Tandas Ar
a tercekat, mencoba menahan keboh
mpai itu te
a. Lemas melandanya, tenaganya terserap banyak saat harus menjawab pertanyaan sidak dari
us kencang dengan perasaannya yang lega
sudah, matanya terasa perih dengan bib
yah. Segera dilepasnya dengan kasar bajunya sampai ia tak memakai sehelai pakaianpun. Dilemparnya baju itu ke tempat sampah. Amarahnya
tu sampai-sampai meniduri d
a. Terlalu mengenaskan untuknya se
inan sementara dirinya tak berani untuk tidur di samping Argan. Dalam sekejap
mpinya sampai Illythia harus membalik tubuhnya berkali-kali karena tubuhny
, ia menghembuskan napasnya dengan pelan, semalam marahnya
mengabarinya, bisa jadi mema
potongan baju tersungkur di b
berlalu segera membuat sarapan tanpa
katakan istrinya payah soal dapur dan sangat bekerja keras sampai-
ut diprivatisasi. Nomor tersembunyi. Bahkan saat diangkatpun ti
ih!" dengusnya
lik Illythia, gadis itu terbangun setelah satu jam i
rgan di dapur, bagaimana bisa Argan bersikap
Illythia mengusap airmatanya yang menetes, ia perlah
n?" tanya Argan d
rminat untuk panjang lebar
erasa hangat. Tiba-tiba airmatanya kembali menetes d
seloroh Illythia d
rsenyum maklum, mungkin Illythia merasa bersalah, padahal kata maaf itu adal
entikan sesi masak memasaknya, setelah dirasa punggungnya b
hidung dan mata memerah dan jangan lupakan ingusnya yang
rl..." bujuk Argan sembari menarik lembut ke
i dadanya. Illythia menangis meraung karenanya, katakana saja dia anak kecil oleh Arg
tangisan Illythia yang semakin
a usah kerja dulu," saran Argan sambil
itu terlalu lembut untuk disakiti, Argan yang sering mengalah dan Argan
untuk mereka berdua sementara Illy