icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

Mencintai Pembantu Dadakan

Bab 5 Mengendap-endap.

Jumlah Kata:1206    |    Dirilis Pada: 12/07/2022

a

ndap-

la

pipi seorang wanita yang tadi pagi telah

jika ia akan di hajar habis-habisan oleh para preman Mami Lorenza, setelah mendengar kabar Nurmala melarikan

ndani!” ujar si pria juru bicara, Yan

natap geram pada wanita paruh bay

udnya?” tanya wanita itu

rnya Nurmala dari orang-orang yang sudah membelinya? Wanita itu geleng-geleng kepala. Bukan karena khawatir pad

menemukannya kembali... Maka bersiap-siaplah untuk mengemb

ang, di mana kainnya yang sudah luntur dan terkoyak karena termakan usia, sambil memegangi sebuah toples berisi kerip

p sang gadis dengan wajah me

aya itu dengan nada tercekat. Pikirannya su

yang lain, yang harus

eg

ginginkan Nela sebagai peng

a anak kesayangannya. Tidak mungkin ia tega melepaskan Nela demi Nurmala. Tapi, jika demi uang ya

sayanganku!” ujar wanita tua itu sambil

besok atau lusa, Nurmala harus sudah ada. Jika tidak... kau tau kan akibatnya?” ucap pria plontos itu sambil

kripik di tangan Nela terjatuh, isinya berceceran ke kursi dan lantai, bahkan juga menge

temukan. Pasti!” ucap ibu dari Nurmala dan

tnya dengan wajah genit yang dilayangkan kembali untuk Nela. Tidak lup

i seorang wanita malam! Bagaimana pun caranya, Ibu harus menemukan keberadaan Nurmala! T

amarah pada Nurmala. Tekanan dari Mami juga anak buahnya. Di tambah lagi dengan tekanan dari Nela anaknya, membuat wanita paruh baya

ku? Dia malah lari dan memberikan masalah besar padaku!” ujarnya dengan nada menahan amarah, “kamu tenang saja

uah Mami. Meski raganya bergetar, dan hatinya bergejolak karena rasa takut akan di temukan kembali. Namun, ia tetap bertahan di sana tanpa suara, ber

a?” gumam Nurmala lirih. Tak terasa, air mata jatuh membasahi pi

am tidur yang bisa membuat mereka masuk ke alam mimpi. Entah itu mimpi indah yang membuat tidur mereka se

nginya. Tubuhnya lemas dan gemetar, karena sedari pagi memang belum ter

di kaitkan saja dari dalam, dan itu pun masih bisa di buka dari luar dengan perlahan. Mata

mpi. Tapi, Nurmala harus tetap berhati-hati. Siapa tahu, sebenarnya para penghuni

la melangkahkan kakinya perlahan menuju sebuah kamar s

ka sudah terlelap

mbalas budi! Kau pikir, mudah, merawatmu sampai sebesar ini hah! Aku membes

, Dig, dug, tak beraturan. Ia yang baru saja masuk ke dalam kamar, merasa terjebak dengan apa yang suda

ya, begitu menusuk hingga ke ulu hati. 'Sampai hati ibu mengatakan semua cacian itu padaku, sebegitu bencinya ibu

Tapi... Rasa penasaran membuat Nurmala melangkahkan kaki dengan perlahan, dari kamar menuju kama

Kembali kau?” ucap ib

h tanggung. Ia terus melangka

uh

i! Dan dalam mimpi pun, ibu masih saja mengataiku anak tidak tahu diri!” Nu

ta itu tertidur. Kenapa ibu begitu membenciku? Apa salahku? Tidak adakah sedikit pun ras

sam

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka