icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

(BUKAN) PERJAKA TUA

Bab 8 EIGHT

Jumlah Kata:1513    |    Dirilis Pada: 15/07/2022

ngajar mata pelajaran Matematika, menggantikan Bu Yenni yang

erdiri di tengah-tengah kami. Ia memperkenalkan dirin

menampakkan senyum menawannya. Oh Tuhan, Hati ini langsung berdesir! Terima kasih Engkau tel

il penaku yang ternyata berada di bawah kursiku. Aku kembali pada posisiku. Namun, aku dibuat kaget melihat s

ki-laki yang menaruh hati pada Lia. Tidak dapat dipungkiri jika aku akan kalah saing dengan mereka dari s

ada jadwal mengajar pada jam pertama. Aku yang juga memiliki jadwal mengaj

t Lia mengajar. Gemas, ingin sekali aku menggigit kedua pipinya ketika melihat carany

au berpaling memandang Lia yang sedang mengajar. Bahkan saat pergantian j

ak Syarif...

eseorang menendang kaki kiriku.

capku ketus dan bisa ku lihat Pak Narto sedang ber

lho. Bapak bukannya menjawab malah senyum-sen

rto ini! Saya sehat-sehat

h ganti jam pelajaran. Anak-anak dari tadi manggil. Sudah boleh

mbol di tengah lapangan sembari minum es teh. Astaga...!!! Bagaimana bisa aku

an. Saya pergi dulu" ucapku kemudian berlari me

ung seperti ini? Ini baru hari pertama Lia mengajar di sini. Bagaimana kalau semin

ah jam setengah sembilan dan aku baru membubarkan anak-anak. Pasti guru mata

u ini cukup sekali. Aku harus kembali fokus me

aku jadi melewatkan sarapanku. Aku tidak mungkin makan di pinggir lapangan lagi kar

g.

ap lontong pecel di warung Bu Narto. Aku ingin sekali berteriak dan

kan perlahan. Aku tidak boleh gugup. Aku har

angku tengah. Aku memang sengaja tidak duduk di bangku yang sama dengan Lia

u. Bu Narto yang memang hatam dengan kebiasaanku,

a tidak terusik dengan keberadaanku atau mungkin dia tidak sadar jika aku ada di

udah selesai menghabiskan lonto

aan Lia dengan bahasa daerah sini. Aku bisa melihat Lia men

gi dan Bu Narto kembali menj

tasnya dan menyomot selembar uang lima puluh ribuan. Aku tersenyum melihat tingk

segin

alian kalau bayarnya pakai uang lima pulu

arga makanan dan minuman i

nya tiga ribu, es tehn

kik tak percaya denga

g bukan hutan" tegurku dan Lia langsung m

sangat murah. Emmm... apakah Ibu ini tidak rugi?" tany

yang didapat Bu Narto. Jika kau penasaran, tanyalah sendiri kepada orangnya"

bertanya padamu ya?" Lia terkek

guru di sini

kau tidak melihatku di ruang guru?" aku balik bertanya dan Lia ma

perhatikan kalian sa

memperhatikanmu" ucapku se

pertama berbunyi. Jadi aku tid

angkit dari tempat dudukny

siapa?" ucap Lia sembari mengul

e

, gadis chubby itu mengajakku berkenalan? Oh Tuhan.

ak! Siapa nama

, guru olahraga" jawabk

bisa menjadi rekan kerja yang baik"

yuman maut yang membuatku semakin terpikat pada pesonanya. Aku yakin nanti malam

melamun lagi?" tanyanya memb

mau melamun di sini, silakan saja. Tapi hati-hati, Pak

ti Bu Narto. Ia kembali menyerahkan uang l

a kembali dibuat kebingungan. Sepertinya Bu Narto tidak pek

rto minta uang pas" sahutku menerje

ahasa madura. Jadi pakailah bahasa pers

begini saja. Pak Syarif, kira-kira kalau mentraktir s

ucapku mencegah niatan Lia yang sebenarnya baik sih tapi

Anggap aja perkenalan. Lim

kebanyak

ratu

aja udah cukup, Non. Eh

? Hah?? nggak salah??" tan

segitu sudah lebih dari cukup mentraktir ka

Lagipula saya tidak paham kalau berbicara langsung dengan Bu Narto. Pak Syarif bisa kan meng

cash bon aja dulu. Biar nanti pas pulang sekolah saya ke sini la

baju yang baru kelar disetrika. Aku semakin penasaran dengan Lia.

iliki gaya hidup kelas atas padahal kehidupannya sama saja sepertiku? Entahlah, sepertiny

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka