Talak tiga suami idaman ku
kerja dengan tak lupa membawa bekal sarapan nya, suasana jalanan dipagi hari masih terbilang sepi, hanya beberapa kendaraan yang lewat, udaranya pun masih segar, Alika membuka kaca mobilnya untuk mem
adanya kini diam membisu tidak bertanya dan ketika Alika bertanya perawat itu hanya diam lalu pergi. Alika tidak menghiraukan semuanya dirinya hanya fokus menatap dokumen hasil pemeriksaan beberapa pasien nya, Alika meminum teh han
a, dirinya bermonolog sendiri "Manda ulang
gan setengah berteriak dari arah
bertemu ibu di luar" Ucap seorang perawat i
lika sambil bang
an nya bu dokter
p Alika sambil berjalan
hitam ini menjadi saksi Alika dan Alvin sedang terhanyut pada pikiran masing-mas
n untuk lalat, kopi itu diabaikan hingga ding
sipatnya yang tempramental, membuat hubungan mereka toxic, Alika mengepalkan tan
ukan dibawah!" Bentak Alvin samb
in memang sempurna hanya saja Alika tak su
ita udah pu-tus" Cicit Alika deng
u anjin*!, sampai kapan pun lo gak bisa putus dari gue!, ngerti?" Bentak Alvin sambil mengan
bertanya sambil melepaskan c
mau
us air matanya dengan kasar, Alika me
o alvin! kita hubungan cuma karena bisnis lo harus ngertiin posisi gue kay
teriak mengutarakan kemarahan nya, diambilnya botol beka
ca itu bahkan suara pecahan kaca tadi belu
n, mundur! GUE B
ih tangan Alika secara kasar lalu diputar ke belakang, Alika menco
pasti akan menjadi indah kalau gue ukir". Uc
an nya tak mampu bergerak untuk mela
buat darah mengalir. Alika meringis kesakitan air mata nya
"Vin please stop!, awwww sakiiiittt". Rintihnya lagi saat pecahan kaca itu kembali menggores manis kulit di bagian pipinya. Alvin seperti orang gila dia tertawa saat Ali
sakitt
nya milik
aja ditumpahkan menjadi penambah rasa perih
bangkan tingginya dengan Alika, meraih dagu manis itu agar melihatnya, mengusap kepala ny
di wajahnya, mengusap kasar agar
GITU!" Bentak Alvin sambi
membuka mata nya yang tertutup deng
an yang jelas lalu berikutnya perlakuan nya menjadi manis. Seperti saat ini, Alvin memb
gue panik!" Ucap Alvin di
dengan waswas, sebelum bisa sampai dirumah sakit, bisikan di telinga dan pikiran Alvin mulai kembali, ekspesi waswas nya berubah menjadi bahagia, secerca
pnya lalu membelokan arah dari ru
memegang erat kemudi den
a karena bisnis! Dasar