Ava Max : Remedy
ilang jauh. Ia menghela napasnya kasar, mengeluarkan sisa-sisa pernapasan dari paru-parunya yang dari tadi memompa dengan cepat. Keringat yang bercucuran deras dari pelipis dan leher
kot itu sudah semakin mendekat ke arahnya, Ava mengangkat tangan kanannya ke depan lalu melambai-lambaikanny
diri sambil membungkuk, dan melihat sekelilingnya. Tidak ada jarak yang cukup untuk tempa
untuknya. Penumpang lain yang melihat Ava masih berdiri di ambang pintu,
i kursi kecil layaknya kursi ulang tahun anak TK itu. Duduk di tempat itu memang rasanya kurang nyaman. Selain akan terhimpit lutut penumpang lain, kursinya juga lebih pendek,
han ia melangkahkan kakinya masuk menuju kursi kecil yang paling dalam itu. Saat ia duduk, untuk beberapa saat semua perhatian p
naik angkot emang begini." Celetuk se
tersenyum manis, menolak pernyataan
di SMA Gedun
a tersenyum sambil
h naik angkot, kamu gak lagi ada masalah kan?" Mat
na baru aja." Jawab Ava tersenyum sant
Kayanya dia gak perlu t
n Av
ahnya. Ada yang menatapnya tidak suka, ada yang menatapnya bingung, ada yang menatapnya senang, dan a
utih yang seperti kamu." Ucap Ibu bersera
aik. Rata-rata berpendapat kalau orang-orangnya pada sombong, angkuh, dan g
vanya tidak bisa memberi pembelaan apa pun. Orang-orang SMA Gedung Putih atau White House High School itu, memang kebanyakan tidak jauh dari sifat-sifat seperti itu. Bagaim
eka adalah anak dari pengusaha besar, anak pejabat atau pemerintah, anak bintang terkenal, bahkan ada rumor kalau anak mafia juga bersekolah di sana. Dengan banyak kelebihan yang dimiliki WH High
am tangan Ava sudah menunjukkan pukul 07.20 WIB, itu artinya 10 menit lagi bel masuk akan berbunyi. Dan sialnya, posisi Avanya sekarang masih lumayan jauh dari sekolahnya. Avanya yang
Butuh waktu sekitar 10 menit sampai angkot yang ditumpangi gadis cantik itu benar-benar keluar dari macet, dan ak
nya Pak." Ujar Avanya
r angkot sambil tersenyum sumringah
pun melesat meninggalk
melihat gerbang sekolahnya sudah te
u security yang berjaga di depan gerbang, saat melihat Ava
telat bangun hari ini."
ni?" Tanya Ava yang tertawa canggung sam
sional. Saya bisa kena masalah besar kalau iz
ebih memilih pasrah. Mau tidak mau "Gerbang Neraka" adalah jalan
lewati gerbang itu, selamanya kau akan dianggap rendah seisi gedung putih. Hidup tidak akan pernah tenang, karena akan banyak teror dan gangguan dari sesama murid dengan kasta tertinggi di sekolah itu. Hanya jika mener
san Kenapa seorang Avanya yang benci dengan hal merepotkan itu berani melewati "Gerbang Neraka", karena ia ad
sik seorang siswi kepa
bil mengikuti arah pa
t gerbang neraka." Sindirnya yang mengu
erhatian mereka teralihkan ketika melihat dari jauh, seorang gadis yang tak lain adalah A
pembeda antara mereka dan murid-murid seperti Avanya. Mereka dibedakan, karena rompi itu adalah tanda seorang murid yang tingkatannya berada di atas, dianggap lebih unggul, dan