Ava Max : Remedy
vanya
semuanya s
ganku. Sekarang aku telah selesai mempersiapkan dan m
al menunggu sampai P
i aku menyelisik waktu di jam tanganku yang rasanya berjalan sangat lambat. Aku yakin Papa belum berangkat jam segini, karen
ambil novel kesukaan yang belum lama ini kubeli diam-diam den
To
arapan. Tuan sudah me
dalah suara salah satu maid yang sudah bekerja sangat lama di rumahku, namanya Iyem. Sebenarnya aku
n terkunci, jadi kalau dia tidak mendengar sahu
To
on
lau Anda begini, Tua
iamku membuatnya khawatir. Tetapi aku sadar, ucapan itu bukan karena dia
sre
u cukup kuat. Dia bahkan tidak permisi dulu sebelum mencoba untuk masuk ke kamarku. Untuk ukuran s
lalu melanggar batasan dan bersikap seenaknya. Tetapi kemudian berubah drastis m
pandai memutarbalikkan fakta. Cukup banyak pelayan dan pekerja di mansion ini yang dipecat, atau berhenti setelah berani berurusan dengannya. Aku memang geram dengan sikapnya itu, tetapi
terserah A
ntu, untuk memastikan kepergiannya. Aku bersyukur dia tidak terlalu berusaha mengusikku seperti yang biasa dia lakukan. Usaha yang dilakukan wanit
hat jam tanganku, aku takut terlambat karena menunggu Papa sampai berangkat dulu. Biasanya
u sudah berang
luar melalui jendela kamarku. Dari sudut pandang ini, aku bisa dengan leluasa mengawasi pintu gerbang utama mansion. Dari sin
berangk
an di luar, barulah kelihatan tanda-tanda keberangkatan Papa. Aku merasa sedikit lega melihat Papa bersam
a akan berangka
n sebenarnya tidak akan ada yang peduli dan berani menegurku, atau menganggapku seperti tidak ada, seperti yang biasa mereka lakukan. Tetapi meski sudah terbiasa, aku tidak bisa bohong mengatakan bahwa aku baik-baik saja dengan sikap mereka itu. Aku hanya mencoba untuk baik-b
an makan roti tawar saja yang biasanya selalu disediakan di meja makan.
gg
ada anak majikannya sendiri? Aku naik darah memikirkan hal itu. Kemudian aku tersadar, mungkin ini adalah salah satu hukuman untukku hari
, tertegun memikirkan tentang apa yang harus aku lakukan. Aku tidak mungkin pergi begitu saja dengan perut kosong, karena aku punya mag yang
apasku kasar karen
ya Anda suda
aget. Kulihat ke arah sumber suara, dan ternyata itu adalah Pak Bram yang berdiri di
tetidur tadi, jadi tidak tahu d
u terkekeh pelan. Pertanyaanku itu p
, aku t
langan kendali dan mulai mengeluarkan sifat asli yang sudah sangat lama kusembunyikan. Aku pun
m sambil memberikan dua lembar
nar tidak tahu maksud dari pria itu. Sikapnya me
ilang Nona tidak boleh sarapan, dan saya juga tidak diperbolehkan mengantar Nona ke sekolah. Jadi
tulus selama ini. Aku menyadari hal itu, tetapi aku tidak mau terhanyut pada ketulusan itu. Aku tidak tahu, sampai
n dompetku–"...dompet saya memang tertinggal di kamar saya." Sambungku lagi dengan gumaman
kan kelemahanku pada orang lain. Aku pun buru-buru meninggalkan Pak Bram di ruangan itu.
hati N
ne saja? Itu pertanyaan bagus, dan jawabannya, tidak, aku tidak bisa. Aku sekarang sedang dihukum, aku tidak mungkin dibiarkan begitu saja mendapatkan kenyamanan. Papa bisa melacakku, lal
ini adalah keputusanku sendiri. Aku beruntung punya stamina dan tubuh yang cukup atletis, sehingga tidak terlalu membebaniku untuk berlari dengan jarak sejauh ini. Untunglah