Ava Max : Remedy
sa menikmati udara segar, mendengar merdunya kicauan burung, dan merasakan hangatnya sinar matahari dengan sejuta manfaat
u menganggap pagi sebagai pertanda hari buruknya akan dimulai. Oleh karena itu, ia tidak pernah mensyukurinya. Ia selal
ang-orang rasakan. Tidak di lingkungan Avanya. Setiap detiknya terasa terkekang dan
bangun. Saya sudah coba panggil dari
Iyem itu. Wanita itu kini masih berdiri agak membungkuk, menun
tingkah." Keluh pria it
u terlalu dimanjakan." Sambung pria itu lagi. Rautn
ni
inkan keheningan yang membuat orang di ruangan itu merasa was-was. Was-was, kalau sewaktu-waktu
g mengadu, memecah keheningan di ruangan itu. Setelah cukup lama menikmati sarapannya, pria p
engan serbet, lalu berdiri dari kursinya-"Kalau anak itu sudah bangun, jangan bi
n sopir putrinya yang tengah berdiri di dekatnya. Ia menatap mereka secara bergantian. Sorot
ia akan mengadakan rapat penting di perusahaan miliknya. Ia meninggalkan mansion mewah itu dengan langkah terburu, di
i itu selalu memb
a dua temannya. Ia mendengus kesal dengan wajah cemberut sembari mulai memorang-orang seperti kita." Sahut mai
pal Dinda yan
ya. Aku yang melihatnya sejak dia kecil, sebenarnya masih bingung dengan
, Nona Ava
da itu dibalas dengan a
ahu loh siapa kaki tangan Non Ava di rumah ini.
Lirikan mata Iyem yang tampak jelas, diikuti, dan dimengerti oleh mereka berdua. Ya
ini bukanlah orang yang ramah, dan cenderung menutup diri. Tidak ada satu orang pun di mansion ini yang terlihat dekat padanya. Walaupun pria itu sering mengajak Avanya
nggosipkannya, memangnya dia bisa mengadu pada Tuan
iya j
mana tau kedepannya bagaimana." Ujar Iye
Perintah Iyem sambil menggeser beberapa tumpuka
. Dengan sigap Dinda mengindahkan perintah seniornya itu, walaupun dari ekspresinya ia terlihat enggan diperintah oleh sesamanya maid, yang sebenarnya bukanlah kepala pelay
anya, tolong hubungi tukang kebun. H
r menghormat ala-ala tantara. Dengan sigap, ia se
uangan itu. Bibirnya tertarik hingga membentuk senyuman sinis ala nenek sihir di film-film. Iyem t
ari tadi?" Ucapnya dengan nada ya
eningan, dan pandangan yang masih menatap lurus. Dari raut wajahnya, P
tkan kedua telapak tangannya-"Bapak dibebastugaskan hari
Pak Bram dari bawah ke atas dengan so
s melayani Avanya di mansion itu, meskipun Avanya tampak tidak pernah memedulikannya. Iyem berpikir
bu tidak perlu khawatir." Pura-pura t
kspresi yang biasa ditunjukkannya. Ia sering memandang orang-orang sekitarnya dengan tatapan sepele dan hina, sehingga banyak or
k Bram." Tegas wanita itu. Rahangnya kini t
tahu konse
n peringatan pada Bram. Sambil terkekeh pelan, ia berbalik, lalu melangkah meninggalkan Bram di ruangan
Pak Bram dalam hati. Pak Br
t bertahan di rumah ini. Seandainya pekerjaan ini kulakukan
sedih memikirka