Istri Kedua Sang Penguasa
abiskan uang tuan?" tanya Aurora tanpa melihat suamin
akan senang kalau kau dapat menghabiskan uan
ang menghangat. "Entah aku harus bahagia atau sedih men
e
gup kencang saat mata
upi rasa gugupnya,kemudian berlalu kembali ke ruangan tamu. Aurora mengh
g menatap layar lebar yang ada di depannya. Al mendongak. "Teri
a. Memang di acara pernikahan mereka tadi yang disediakan hanya cake se
nnya. Lalu sedetik kemudian tangannya bergerak meraih cang
jinya lagi ser
atian sekecil ini padanya. Semuanya disiapkan oleh bibi Meri. Bibi yang sudah berumur setengah abad yang
dan ayam yang akan dia masak. Satu jam kemudian saat semuanya se
makanannya
ersama," ucap Al berj
ami dengan nasi, sayur serta lauk yang terhidang di meja itu. Al menatap Aurora seraya te
untuk dirinya sendiri. Mereka makan
kat ke Al yang saat ini masih berada di depan TV. Al yang menyadari kedatangan Aurora.
ik sekilas ke arah suaminya yang
ra pelan di mana membuat Al menatapn
ahannya. Kau pun mulai hari ini tidak bekerja
nap
bekerja," jawab tegas Al. Aurora pun hanya
sepertinya wanita itu tengah fokus dengan tontonan di TV sengaja ha
ba-tiba Al membaringkan
" Aurora tak mungkin melawan, dia hanya membiarkannya tanpa bers
am Al berada di sela-sela jari jemarinya. Semakin melebar sa
hangat istrinya diatas kepalanya. "Aku seperti anak SD yang bermanja kepada i
kin dengan Aurora ia akan mencoba hal sepele namun dapat membuatnya merasakan kebahagiaan yang belum pernah ia dapatkan
ikut kemanapun sang Papa pergi. Rumah tan
mun pikiran mereka melalang buana. Sudah merasa tak tahan hanya
enghadap ke dirinya. Menenggelamkan kepalanya di perut Auro
ng. Matanya mengerjap beberapa kali dan tak sengaja dilihat oleh Al yang posisi kepalanya sa
, bibir mungil. "Cantik sekali! Semakin diraw
ar. "Ya Tuhan, ngo
nya, mungkin saja sekarang ia sudah tahu berapa helai bulu ma
ung sang suami sedang menatapnya seraya selalu tersenyum kecil. "Kenapa
pa Tuan menatapku seperti itu?" Tangan Aurora telah b
k dibawa kembali ke kepalanya. "Elus kembali aku suka," pintanya membuat Au
berkencan?" tany
id
nganmu?" ejek Al membuat A
ku banyak. Hanya saja aku yang
Memangnya kenapa
r, kerja dan cari uang biar
a tersenyum. Entah kenapa Al merasa berada di d
ngelus hidungnya yang baru saja kena
a," ucap Al masih denga
na
artinya kau sudah kaya,
tangannya masih di kepala Al. TV masih menyala
u berarti uangmu
g lebih berhak akan harta Tuan itu istri pertama tuan lah." A