Kisah Yuna
aku mulai kirim makanan ke kost'an Kak Evan. Karena dia sedang demam, aku belika
ya? Mbak Evi sudah memberitahu rencananya belum, ya? Aku takut Kak Evan salah paham. Apalagi
ngkat kepala, menoleh ke arahnya. Menempelkan pipi kiri ke meja
lah?" Ulfa masih
lagi males aja,
empat para teman lelaki berkumpul. Ada
d opening katanya. Kita boleh makan minum grati
r Ulfa, sering memberikan hadiah mewah. Kasih voucher makan, salon, tiket konser, banyak, deh. Aku dan Rika kecipratan juga hehehehe ....
kami. Dia duduk d
spa gratis. Jadi, di sebelah cafenya tuh ada salon punya kakaknya Andre," cerocos Rika tanpa mempedulikan raut wajah Ulfa
ikasih voucher sp
gian anak cowok mana
yang ikut?"
e bilang jangan ngajak banyak orang," jelas Rika. U
sih?"
uliah kita langsung
tempat Kak Evan. Tidak enak sama Mbak
ikut? Kenapaa?" ta
nggak seru. Kenap
urusan sedikit,
ak ada masalah, kan?" ta
asalah?" cecar Ulfa. Ulfa ini memang paling peka. Aku dan Rika tidak bisa membohonginya. Tidak bi
ma ada yang harus diurus. Jangan khawati
dulu?" tanya Rika. Ulfa mengangguk
bisa,
datang. Semoga selesai kuliah, tidak ada lagi rayuan atau bujuka
yang akan ke cafe Andre
Makasih tawarannya dan semoga sukses c
anya Andre dan B
g perlu
pucet, mau dianterin dulu kagak?" ceca
ak papa, kok. Nggak
uka lo
lo lemes bange
Gue duluan, ya," ucapku s
rin, yak. Ntar kita gampang nyusu
a kutinggalkan mereka. Sebelum keluar kampus aku masuk ke toilet, men
a penampilanku. Pantas mereka khawatir. Setelah cuci muka, kuoles sedikit lipstik nude ke bibir. L
-
ang lebih pantas jadi rumah tinggal daripada kost-kost'an. Aku m
a dua lelaki yang duduk di ter
," jawab lelaki b
iapa?"
anganku menggenggam erat kere
Teh," sahut lelaki berambut cepak.
nya, melihat keresek bubur yan
u terus, Teh. Untung Teteh dateng bawa makan
ak yang bertanya. Sebelum aku menjawab, si keriti
n berada paling depan. Tidak ada ruang tamu seperti di kost'anku, hanya ada kursi di teras tadi. Sekilas aku memandang sekelil
an tetap tak ada sahutan. Mungkin Kak Evan sedang istirahat, lebih baik aku titip
Kak Evan membesar setel
bubur, sebagai jawaban dari pertanyaannya. Wajahny
am buat Kak Evan. Aku beli di Karapitan. Semoga Kak Ev
a singkat. Aku men
" tany
a
rahat," ucapnya dingin. Tanpa menunggu re
dengan kasar. Sudah kudu
a menjala
tempat Kak Evan dulu. Karena hari ini jadwal kuliahku lumayan padat, dari siang sam
e. Kubuka pagar sambil mengucapkan salam. Di teras ada
an. Teteh bawa makanan lagi?" Si keriting menyapaku ramah, seolah kami ini su
a di kamar. Anggap aja rumah sendir
menunggu lama pintu kamar sudah terbuka. Keadaan Kak Eva
sinis. Aku meringis
ergi setelah kuserahkan kresek soto. Peduli amat dengan sopan santun, aku bergegas kel