Kisah Yuna
ngsung. Jadwal UTS berakhir tiga hari lagi. Aku dan beberapa tema
uur, yeeaay!!" te
usah ada di akhir lagi. Lieur aing!" sa
lfa lirih, raut keb
tanya pelanggan setia buku catatanku, Bayu, ketua kelas kam
i kost'an aja," jawa
kayak bapak-bapak galak yang marah kalo ada yang nyamperin anak ga
ood," jawab B
memikirkan UTS? Walau dia slengean begitu, dia cukup pintar. IPK nya bahkan lebih ti
n hari Sabtu pagi,
inep semalem, terus minggu sore
aja," sahut Bayu yang diirin
ak orang. Cukup segini aja," lanjut Andre. Bayu
diajak?" tanyanya. Raden teman dekat Andre yang ha
ewek enam, sisanya cowok." Andr
ke mobil gue," ujar Andre pada Nunu. Nu
endot datar, mengambil tas
dot?" tanya Ulfa. An
udah jemput." Rika merapih
lama, Ulfa pun b
emana, Fa
lik
jian itu langsung mengecek jawaban yang aku isi apakah salah atau benar. Kebiasaan ini jadi ledekan teman-teman. Das
ah di parkiran," bis
nih?" tanyaku, Ulfa menga
utku sambil menarik lengan Ulfa. Ulfa pun la
besok kita ketemu lagi," pamit Ulfa memberikan
pisah. Ulfa bilang, Dani m
a sahabatku sibuk pacaran, y
edang jongkok sambil memijit kepalan
at kepalanya. Matanya merah dan be
napa?
tanyaanku, dia malah balik tanya. Aku menden
ika mana?" t
dijemput sama pacarnya
uk," ajaknya. Aku melangkah m
pake helm? Atau lo aja nih yang pake helm,"
aja yang pake.
Jarak kampus dan kost'an cukup dekat. Kalau n
an motornya di
ih ya,
k?" tanya Beno sembari
yuk,"
m dulu," ucapku mempersilahk
kan langkah saat men
nap
ar aja," pinta Beno sedikit memohon. A
ase ... gue semalem kagak bisa ti
ernah membawa lelaki ke dalam kamar. Selain memang peratu
gak nyaman ada gue di sini," ucap Beno. Dia
alam kamarnya sendiri. Untung sebelum ke kampus aku sud
" tanyaku sambil dud
tak di samping kasur. Kamar aku atur dalam bentuk lesehan semua, kasur tanpa ranjang
pusing, gara-gara k
Saat aku akan berdiri,
jitin kepala gue dong.
enggeleng. Aku beranjak mengambil oba
inum obat. Aku mengambil gelas dari tangan
a aja. Lo pijitin pala gue, Yun," pinta B
ku. Tanganku mulai memijit pelan kepala Beno. Rambutnya tebal, wangi dan halus. Tidak kus
sama Mia, Yun,
Kok
esal, membuatku kaget. Aku ta
it, Yun,"
n, gue nanya pelan lo m
dari tidurnya, tanganny
enggaman tangannya. Beno tersenyu
ma jadi jarang komunikasi. Ternyata, brengsek! Gue mergokin dia begituan di kamernya. Anjir!!"
puk pelan bahunya. Tidak menyangka Teh Mi
ntas di wajahnya yang garang. Ternyata dibalik wajah ga
gak boleh ngetawain jomlo pendatang
in istilah yang kerenan dikit, dong
, Yun." Beno merangkak mendekatiku. Ref
ika ini sadisnya." Beno mengusap hi
nakutin, dong, Ben!" Aku berin
becanda gue