Mengejar Cinta Istri
knya sebelum berangkat kerja. Karena hari ini Ayla mendapat g
anya. Walaupun ini masih terlalu pagi, tapi tidak menyurutkan semangatnya. D
nya sendiri sambil mengepalkan tangannya ke
ju. Meletakkan tasnya di loker, mengambil ser
rutinitas hariannya. Restoran masih tampak sepi, mungkin ini masih terlalu pagi untuk datang ke re
satu meja ke meja yang lain, tangannya sudah
sedang sibuk. Tanpa basa-basi Abram berjalan mendekatinya. "Ay, pagi
ghentikan aktivitasnya dan menoleh kearah Abram sambil melempar
datang sepagi ini." ucap Abram seo
rena nanti aku mau ijin keluar sebentar
iasanya Ayla meminta ijin untuk keluar. "Ke
. "Oh bukan, bukan kak, ini bukan masalah. Aku hanya ingin ijin keluar ke ATM sebentar kak, setelah sel
an membantumu," ucap Abram semakin ingin tahu apakah Ayla ada m
asalah sama sekali, aku hanya ingin mengeceknya saja. Sudah lama juga aku ti
, sehingga kepala Abram semakin dekat ke wajah Ayla. "Yakin tidak ad
," jawab A
am menegakkan kembali tubuh
berikan ijin pada Ayla. "Aku tidak ingin melihatmu ada dalam masalah sekecil apapun, karena apapun tentang kamu,
iasanya Abram tertarik dengan kehidupan pribadinya. "Memangnya apa yang aku sembunyikan sih? Ko
rkataan Abram, Ayla pun meneruskan kegiatann
nya. Hari ini adalah hari pertamanya untuk shift pagi. Dan biasanya k
la pun mengambil dompet didalam tas. Kemudian berpam
gan hanya melewati beberapa ruko disamping restoran, letak ATM yang sedang dicari Ayla suda
gang Ferdi nanti selama dia di Jakarta," gum
sepuluh orang termasuk dirinya yang ikut dalam antrian. Pakaian seragam restoran yang
sosok tubuh orang yang mungkin saja di kenalnya. "Itukan ...
lanya sendiri. 'Ah, tidak mungkin itu dia, Devi bilang informasi terak
at. Atau mungkin hanya kebetulan mirip saja. Toh banyak orang dengan wajah yang miri
an lalu menikahinya. Laki-laki itu sedang berjalan memasuki sebuah toko
ya informasi tentang siapa laki-laki yang sudah resmi menjadi suami Ay
engan statusnya yang kini sudah menjadi seorang istri. Yang Ayla tahu, kini
ah ruko dealer motor itu?" tanya salah seorang yang ada
kepadanya. "Iya kak, saya memang kerja d
dengar, pemilik restoran itu masih muda dan ganteng.
rang tahu juga sih kak, selama saya bekerja disana belum pern
ering sekali ke restoran itu
an kepala. "Maaf kak, udah giliran saya masuk
ya mbak,
mengangguk kembali, kemudi
g ada didalam tabungannya. "A-apa ini? Ke-kenapa isinya jadi sebanyak ini?" g
lihat pucat. "Tidak mungkin, ini pasti ada yang salahebut. Setelah itu Ayla keluar dari ruang ATM dengan begitu banyak pertanyaan. Wajahnya
ambu