Gairah Berbahaya Si Gadis Lugu
aya berjalan lebih
Aku bersungut
an basah yang ternyata lelaki itu berhent
" tanyanya dengan wajah yang
etan!" katak
ya. "Belum aja aku bungkam bisa megap-me
lau berani,"
adu ke ayahmu, bisa habis aku dihajar sama para bod
anak kecil yang suka m
at namanya itu masih terg
arah?" tan
sekali kamu
n buat nemenin kamu mandi!" k
engan bertelanjang dada, memb
bersungut-sungut karena lelaki itu tidak
lang!" u
g masih tetap kekeh ingin
agi, nanti aku antar
" ujarku sembari berjalan ke arah motorku
*
ungiku mereka ingin tahu dengan keadaan Sa
emarin ke rumah Sarah
apa, masa aku bilang kalau aku ke sana nem
sudah mati dan mereka sudah m
mendengar ucapanku barusan. Aku
n?!" tanya salah
pun tidak yakin dengan ap
lan itu mau memberi tahu di mana adiknya berada. Demi sumpah aku penasaran! Sete
Tok
ba mengintip ke jendela bara
gintip-ngintip?
segala ucapan sinisnya berdiri. Sepertinya dia baru saja pulang. Lelaki itu memaka
membela diri, seraya melirik ke arahnya yang ber
uga, kan. Kalau ada apa-apa
minta dipukul. Padahal aku h
tip bukan mau mencu
ai! Hei! Gak
gkan. Aku mengikutinya masuk ke dalam rumah, lelaki itu langsung merebahkan tubuhnya di atas sofa lusuh berwarna merah pudar. Matanya terpe
erdiri di situ!
di sebelahnya. Aku akan mencoba u
nyaku dengan nada y
u kamu mau kocokin penis
ke arahnya. Sialan! Lelaki in
biarlah dia mati dengan tenang seperti yang kamu bilang
dia menari
?!" tanya
ak mau?"
an mataku mengarah pada gunduk
lutut dengan kaki menekuk tepat di hadapannya. Aku lebih mir
ndurkan celana hingga menampilkan celana boxer hitam di sa
enatap benda panjang berwarna cokelat gelap dan
Dan, bodohnya aku diam saja tidak pergi dan tidak juga mengelak. Mau ma
a coklat muda kemerah-merahan itu. Lalu, dengan semangat memasukan batang kemaluannya ke mulutku perl
au pasti mahir melakukan itu,"
kakakku, setiap kali pria bangsat itu sedang horny. Bila menolak dia akan menganca
gan sangat cepat. Tangannya menjambak ram
r ...," erangnya sambil meng
ri payudaraku dan meremasnya kuat. Kedua tangannya mere
mulutku dan menembakan cairan kental y
nya secara paksa karena tersedak dengan
airan lelaki itu yang saat ini terlih
kau mahir melakukannya. Apa Raka sering
g naik menindih tubuh lelaki itu
ang aku layangkan. Kurang ajar dia, berani menghinaku dan k
u. Sekarang aku berada di bawahnya, dengan nafas yang naik turun dan emo
ertahan. Walaupun aku yakin tidak akan ada orang
langsung membungkam bibirku, lidahnya melesak masuk
ialan le