Gairah Berbahaya Si Gadis Lugu
ng seharusnya datang ke rumahnya dan mencari tau kead
berapa teman yang biasanya tidak terlalu peduli dengan Sarah pun mulai menggumamkan kata-kata. Past
orang lain, dan selalu berbicara tidak jelas. Banyak para siswa mengolok-oloknya bahkan tak
tanya Satria lagi
telah kelas selesai," kataku akhirny
arnya besok," ucap Satria yang langs
ic ku ke arah pulang, sebenarnya arah rumah Sarah dan ak
ng. Aku menoleh dan ternyata Ayu teman sekelas ku yang memanggil. A
tanya Ayu dengan napas masih ter
mu mau ikut?" ta
embuat rambut sebahunya
a mau kamu ha
tkan mata.
khawatir keluarganya pun seperti itu," kata Ayu berbisik. Aku,
h begitu," kata
ma minta kamu hati
nih," ujarku sembari kemba
r dari arah sekolah akhirnya aku sampai di kediaman Sarah. Rumah itu tidak terlalu besar dan jauh dari tetangga, terdapat pohon mangga yang rindang di halaman depan
dengan tubuh yang atletis dan berkulit sawo matang muncul dari balik pintu itu. Pria itu memakai kaus berwarna biru navy dan celana jeans yang suda
mu?!" tanya
e teras rumah. Setahuku dia adalah kakakny
teriaknya lagi den
Mau tak mau aku pun be
dia ada di dalam, k
nguburnya kemarin!" katany
ercaya semudah itu denga
irnya seraya mengibas-i
temu dengan Sarah. Aku sudah berada di sini dan t
itu pulang," ujarku menawar dan naik ke
kasih tau m
da ini tidak ada baik-ba
teriakku
e padaku. Aku balas menatapny
ah?" tanyaku
ak percaya sekali kamu, huh!"
aku tidak
menguburnya?" ta
a lalu berjalan ke belakang rumah.
setapak di belakang rumah yang dipenuhi den
aku yang mulai ber
lasnya tanpa menoleh ke arahku. "Na
ihat kepala laki-laki itu manggut
at!" ketus
ke mana dia akan menuju. Di sekitar sini hanya ada pohon-pohon dan tumbuhan tidak ada apa-apa lagi selain it
u pikir aku tertarik sama kamu, cui
yata selain menyebalkan dia pandai
lagi mengikutinya, biarkan
dak menjawabnya. "Jangan salahkan aku kalau kam
liran sungai yang jernih airnya. Kemudian lelaki itu membuka kausnya
-apa
bangun. Aku memejamkan mata, tak berani melihat ke arahnya. Aku akui ini bukan pertama kalinya aku melihat pria telanja
aki kurang ajar tersebut. Benar ka
aku ke sana dan berdiri bersandar pada batu itu. Lelaki itu sudah menceburkan dirinya ke sungai yang aliran airnya
nyum miring. Aku mengalihkan wajahk
a dia menyebut nama lengkapku. Ke
kaya di desa," katanya menyebut nama ayahku. "S
irkan, lalu menikahi ibu untuk merawat putranya yang masih berusia satu bulan saat itu. Lalu, tiga tahun kemudian ibu melahirkan aku, tetapi saat itu juga ayah menikah lagi dengan seorang gadis muda yang katanya sudah kadung hamil anak
kepala dan mendapati laki-laki itu sudah berdiri di depan tubuhku denga
amu kesambet
bet karena meliha