PUISI CINTA DARI TIMUR
icheng sendiri masih terdiam tampak sedang berpikir. Sepertinya para dewa meman
awab Lu Sicheng setel
nderal Chou tamp
ang ratu untuk mulai berjalan. Sedangkan dirinya dan
pada pemuda itu. Namun seperti yang kita ketahui, Lu Sicheng adalah p
i," sambut Perdana Menteri Han yang langsung
ini Yihua yang bertanya. Sepasang netran
a. Jangan cemas."
ngarnya. Kemudian keduanya menoleh pada pria ta
Dewa yang sudah menolongmu?" bisik Yihua pada Ratu Yang.
olongku. Namanya Lu Sicheng. Dia datang dari Barat," jawab sa
diam melihat hal itu
a Perdana Menteri Han pada Jenderal Chou, lantas menoleh pa
Namanya Lu Sicheng, dia datang dari Barat," jawab Jenderal Chou semba
pun tersenyum padanya. Dia memperhatikan pemuda di hadapannya itu. Entahlah, wajah
lanjutkan perjalanan menuju bukit tinggi gunung Huan Zhu. Jenderal Ch
tampan. Namun wajahnya sangat dingin," ucap Yihua pada
es. Tapi dia sangat pandai jurus pedang. Kau tahu, Yihua? Pangeran Tong Yi sampa
ok untuk menjadi Raja Dong Taiyang." Yihua tersenyum jahil pa
rai tandunya. Terlihat punggung Lu Sicheng yang sedang me
mengulum senyumnya mel
. Para prajurit segera mendirikan tenda untuk mereka bermalam. Sedangkan Lu Sicheng
n Zhu bisa saja membua
nya Jenderal Chou saat dirinya duduk bersisian dengan Lu Sicheng.
engembara saja," jawa
n. Namun entah kenapa dirinya seperti menyukai sipat pemuda itu. Lu Sicheng tidak terlihat sepe
l Chou hanya bertanya dalam hati. Me
. Malam semakin larut. Gugusan bintang Bimasakti akan muncul ten
ng," ajak Jenderal Chou pada Lu Sicheng yang sedang bersandar di baw
akin. Apakah dia tak salah dengar? Tengah malam
ajak Jenderal Cho
icheng pun bangkit. Keduanya segera
um sipu. Dia senang karena Lu Sicheng mau mengawalnya. Yihua yang melihat hal itu hanya m
ak di mana biasa Ratu Yang melihat bintang. Lu Sicheng dan Jenderal Chou mengikat t
rsilakan Ratu Yang keluar dari tandunya. D
dang menunduk padanya. Dia terus asik memandangi pemuda itu sampai tidak
rdana Menteri Han dan yang lain tampak kaget sekaligus cemas dibuatnya. Berun
membalas tatapannya. Keduanya saling berbagi pandangan sesaat, sampai akhirnya Lu Sicheng segera me
u Yang. Dia sudah memeluk sang ratu untuk kedua kalinya.
ang seharusnya berterima ka
a kembali melanjutkan langkahnya. Yihua segera menyusul bersama beberapa dayang. Sementa
menepuk bahu Lu Sicheng dengan ra
mengangguk dan se
itual. Mereka menaburkan bunga yang dibawa para dayang pada lembah tepi ju
asak
Chou yang berdiri di sampingnya ikut memandangi langit bersamanya. Sedangkan Ra
k sangat bahagia. Itulah sebabnya, mengapa kami selalu menuruti keinginannya untuk datang ke tempat ini
u mengangguk
nya Lu Sicheng sembari menoleh pada Perdana Menteri
abnya di usianya yang masih muda, Tuan Puteri Yang Zhu haru
p
i telah tiada. Bukankah seharusnya dirinya yang membunuh pria itu? Sekarang bagaimana? Apa
ertawa bahagia bersama para dayangnya. Ya, gadis itu adalah puteri dari