PUISI CINTA DARI TIMUR
g besar itu kini berada dalam genggamnya. Bobotnya lumayan berat k
Kenapa pedang itu kini terasa ringan. Dia bukan seperti sedang men
seolah mendorong jiwanya untuk segera bertempur. Lu
A
AN
!" pekik
pedang itu menyerang Gu
ngkis serangan Lu Sicheng. Sekarang keduanya
!" perintah Guru Li sembari menaha
u Sicheng tampak mulai panik. Tidak. Bisa-bisa ia membunuh si tua
g itu. Cepat pusatkan pikiran. Kendalikan pedang itu seperti yang k
uci Tiga Elemen itu mengamuk bak harimau yang terlepas dari kandangnya. Pedang suci Tiga
n matanya. Dia memusatkan pikiran
ku
an pik
rtarungan i
lamban. Tampaknya pedang suci itu sudah menuruti p
ekarang. Aku bangga padamu," tukas Guru Li sembari membenahi
a dia pun kagum atas dirinya. Pedang suci T
lum kau berangkat ke Timur." Guru Li seger
Sicheng harus berang
tanya Lu Sicheng saat mereka duduk sembari men
ia-Hao. Seharusnya kau sudah menaiki tahta kerajaan sekarang. Oleh karena itu sudah waktunya kau mengg
tanya Lu Sicheng lagi. Pendar matanya
tu membuat pedang ini dari kekuatan alam semesta. Tiga elemen menjadi satu dan menjadi kekuatan yang sangat besar pada pedang itu
ya lagi,"Guru, selain keturunan dinasti Lu, apakah
ndanginya para gadis yang sedang mencuri pandang pada Lu Sicheng. Astaga, para gadis
unakan pedang suci Tiga Elemen itu. Asalkan dirinya sudah mencapai sebuah kesempurnaan
et bukan kepalang. Mustahil ada orang yang mau melakukan h
segera mengang
tu hanya akan mematuhi perintah tuannya saja. (orang yang bisa mengangkatnya) Meski pun seseorang bisa mencapai kesempurnaan, itu t
tinewa. Pantas saja kalau banyak pendekar menginginkannya. Namun, pedang itu ternyata berbahaya p
aat berangkat ke Timur nanti." Nasehat Guru Li sembari me
icheng agak tersen
au sampai gerbang." Guru Li s
it dari bangku yang ia duduki. Mereka pun
i Guru Li, pemuda itu masih tetap anak kecil yang harus ia perhatikan. Ya, Lu Sicheng mema
Hao, ksatria tangguh yang berhati lembut. Bedanya Lu Sicheng lebih berha
nya pewaris dinasti Lu yang masih hidup. Guru Li berharap Lu Sicheng bisa kemb
aku. Setelah itu kau harus menaiki tahta kerajaan Dong Taiyang." Guru L
mi, dan mempersembahkan kepalanya padamu," jawab Lu
itu. Mereka pun melanjutkan langkahnya lagi me
ak C
, Kakak
ak C
u. Mereka pun menoleh serempak. Astaga, mau apa para gadis itu datang? Lu Siche
gar kau akan berangkat
kue beras ini. Aku mem
. Pakailah jubah ini. Ini adalah jubah kesayangank
annya pada Lu Sicheng. Sedangkan Lu Sicheng sendiri tampak dingin menatap mereka. D
," cetus Lu Sicheng segera berpamitan pada Guru Li. Dia har
sangatlah jauh. Kau pasti akan merasa lapar nantinya," ucap Han Siah, salah satu d
g selalu pantang menyerah. Tapi akan lebih buruk lagi
a sembari menerima bungkusan ka
a memalingkan wajahnya. Sial! Pasti Han Siah besar k
gan mereka. Lu Sicheng segera menaiki kudanya dan berlalu. Gu