DUNIA MAYA
ya. Tapi Maya harus kuat, harus memantapkan hati. Ia tidak ingin kembali k
sakan sinar mentari pagi, kehangatannya seakan merasuk melalui celah pori - pori kulit. Maya memejam
tak akan sesakit ini dan kita bisa melanjutkan dunia kita bersama. Karena cinta y
ulai membersihkan dirinya agar su
i kira - kira berusia 45 tahun masuk kedalam rumah dengan memakai hoodie dan celana pendek selutut. Badannya tinggi dan tegap, berjalan melewati pintu utama. Wajah
ingah berjalan dengan langkah cepat m
abar? " ucap
g!
adi didepanku ini p
ening Mama dan kemudian pandangannya tertu
ritakan pada Papa lewat telp
a Ma, maksud Papa mencari tahu te
ambil secarik kertas dan memberikan pada Papa, " Ini
memeluknya erat, " Oh, anak Papa, seperti kembali
kebahagiaan terpancar dari m
gga mempertemukan kita diwaktu yang tepat.
g, lakukanlah jika menurutmu itu ba
anggung
iar nanti bisa meneruskan pe
i karena keterbatasan ekonomi mau tidak mau Maya mengubur dal
t selama ini, kalau saja dulu Papa bisa menemukan kamu, m
na haru menyeruak. Si mbok yang berada di dapur pun i
rmasi tentang universitas, dia akan mendaftarkan dirinya ke perguruan tinggi sesuai keinginan Papanya. Dia
dengar suara orang berbicara. Maya mencari sumber suara dan akhirnya dia tahu suara siapa itu, itu suara Mama. Mama
tapi memang suara Mama t
tri mudanya, dan anakmu sehat, dia sedang berencana me
Dengan siapa Mama bicara,
alu banyak pikiran. Kemudian dia mencari bahan - bahan untuk membuat jus dari kulkas, tapi
sayang? "tanya M
i mana? " tanya Maya be
ma ke kamar dulu, liat Papa uda bangun apa belum. " ucap Ma
dengan anggota keluarga yang lengkap. Keba
memiliki keturunan, tapi Tuhan masihlah sangat baik terhadap Papa, menghadirkan kamu kem
u hidup sebatang kara tidak menjadi kenyata
ujung daun yang jatuh dengan membawa rindu pada tanah. Secangkir kopi menemani Maya menikma
pada Toni. Cinta yang dia pupuk bersamanya, tidak bisa dipertahankan walaupun Maya tahu cintanya masih utuh
Tok!
" Ucap mama dari l
Ma, " ja
kamu hari ini? " ucap Mama se
? " tanya Maya yang memang sedari awal ragu untuk datang ke persidangan
uga tidak apa - apa Sayang, biar penga
um, kemudian