Scary Love
iskan semua
UU
UU
hingga ke langit. Me
luhan orang berlarian ke sana kemari, mencari perlindungan. Meng
ya
bu
berlari menyelamatkan diri sendiri. Serta belasan kuda berlari
rlahan menghilang. Tubuh kecil itu tumbang m
t hati lama-lama menghilang. Pul
isa diambil, habis
.
u berlari secepat kilat, mengabaikan
ik perhatiannya untuk segera
nting yang tumbang, hingga ka
rus b
hanya ada sa
ang t
ya selama enam tahun itu. Dimana dua orang terkasihnya
ar, dia berhenti. Peluhnya sebesar
eorang pria tengah terduduk di depan seorang pria la
ma kem
AA
rhuyung dengan darah segar munc
na ku tak mau ikut den
il menghilangkan nyawa pria
ia itu lagi pada para ana
emas seketika. Tak b
gallah kesepian yang ada. Suara percikaa
mendekati kampungnya ya
luka yang menakutkan. Diusia 6 tahun, ini pertama ka
dinginan. Tangannya t
u?" ucapn
k menetes, namun
, tak akan mena
kau d
pi jelas, dia tak menemukan, karena ko
atu persatu mayat yang sudah hilag
ar suara memanggil
atnya tak ada seorang pun disekitarnya, k
di s
asson berdiri dan menghampiri satu may
g tadi ia tahan seketika mengalir sudah. Jass
ss-
man, aku aka
h berdarah itu. Dipandangnya luka dip
elah tiada. Paman pun a-
leng sambil t
imu baik-
k, Pa
ria itu menunjuk pada sebuah kayu akasia y
kuan Jasson. Anak kecil itu semakin histeris, menangis sej
.
um selesai membuat lubang di
k bisa menggali tanah sedalam itu u
k pada liang lahat, namun hati nuraninya tak teg
yang masih hidup, dia membuat banyak
buh. Menghadap pada langit yang biru dengan
aimana ku bisa hidu
rti kerasnya hidup, dia hanya bisa mengeluh
leleh di bawah terik m
Bajunya lusuh penuh deng
telah dia lakukan barusan telah membuat dirin
.
g dia alami telah berubah menja
menangis di samping gundukan tanah basah yang baru m
dup lantaran tak bisa lagi bersandi
i pada kampung kita?" tanya Jasson pada s
ngan sangat singkat. Sorot
u menge
id
ban yang Jasso
eka katakan selama mereka m
u menoleh,
an putus asa. Di dalamnya p
a. Memangnya kita orang kaya sampai dirampok oleh mere
an satu kata yang sa
.
galkan kampung menyedihkan itu. Ia berjalan lung
linci yang ia tanggap bersama
n-angan yang tak a
atuh. Lututnya membentur batu, membuatnya berdarah seketika. Lagi
er dia meningga
ulai buram, ber
dan terjatuh kembali den
uram, tubuhnya lemas, lalu
ng mulai gelap, serta gerimis ya
sepasang kaki berjalan menghampiri tu