Kejahatan Termanis
anita yang telah melahirkan ia ke dunia. Akan tetapi, benar seperti yang ibuny
amitan sambil menyeret koper. Ia dapat meliha
ambil hari ini, akan menjadi penentu dari masa lalu yang belum terungkap. Dengan langkah mantap, ia menutup pin
k sekali nasihat, seperti ia tidak boleh menampakkan wajah tak suka pada ibu tirinya, ia harus
mpat pria itu kirim padanya. Adero membuka pesan itu, mencoba memahami setiap kalimat yang tersirat. Tetap saja, ia tidak b
di bandara dan langsung menuju ke rute penerbangan Spanyol. Sebab ia datang begit
g sebelum menatap gadget. Ia memilih membaca buku digital mengenai perumahan dan properti, agar setibanya di Spa
ka menggambar grafis dan desain pakaian, tetapi mengingat ia akan menjadi penerus perusahaan ay
ntuk segera menaiki pesawat. Tanpa basa-basi, Adero menarik koper dan mengikuti segala macam pemerik
Ia juga tentu tidak menolak, sebab dibandingkan dengan wanita klub yang suka meng
ringan yang dibawa oleh pramugari cantik di hadapannya. Ia sempat melihat pramugari itu terlihat te
inginkan. Ia membuka kopi kalengan dan menegaknya. Lidahnya dapat merasakan rasa man
, tidur, makan dan hanya terdiam mengamati sekitar. Ia juga tidak bisa me
beberapa orang yang duduk tak jauh darinya, bahwa ada seorang wanita tua yan
minjam majalahmu?" tanya
i kursi sebelahnya sangat cantik. Ia lalu memberikan majalah yang dim
Spanyol?" Wanita itu m
wanita itu sudah tahu ke mana pesawat ini akan mendarat? Hal ini me
mendapatkan pekerjaan di sana. Kamu sendiri, bagaimana?" Pera mencoba me
Namun, melihat Pera tampak antusias, ia tidak bisa mengabaikannya begitu saja. Ia juga tak
ngan tatapan seakan ingin bertanya lebih lanjut. "Apa kamu sebelumnya sudah pergi ke Spanyol? Ah, ak
media sosial. Memang sekilas tidak ada yang salah, tetapi tetap saja harus waspada." Adero ti
yang seperti itu di dunia ini, seakan memberi tahu bahwa ia merajuk. Ia tidak akan menandai
mu baru pertama kali datang ke sana, karena kamu tidak menjawab pertan
ih memejamkan mata, ia pura-pura saja tak mendengar ucapan wanita itu. Lagian, ta
*
npa masalah apa pun. Ia kini tengah mengambil permen rasa daun mint dari dalam tas dan memakannya
pai. Adero mengangkat bahu, ia memilih tak membalas pesan dari sang ayah dan Aron, baginya sanga
n ia sendiri sudah duduk di kursi penumpang mobil sedan warna putih. Tak lama kemudian, pria yang sudah
ang yang cocok untuk dipelajari. Ia melirik pada pria yang sibuk asyik menyetir, ter
yang layak setelah kamu mengabdi padanya
tersenyum kikuk. "Pak Arkan sangat baik pada saya, Tuan. Dia tidak hanya
ki dia mungkin saja kewalahan dengan standar istri barunya."
Bagaimana kabar Ibu Keanna? Aku dengar bisni
suaminya menikah lagi. Bisnisnya memang sedang berkembang pesat, jadi jika kamu merasa su
m membalas, "Bukankan kamu juga
suka dianggap sebagai keluarga Carlson. Jadi, apa yang kamu tahu meng
informasi bahwa perusahaan sudah mulai bersaing dalam skala internasional. Aku benar-benar sangat y
berniat kabur ke Jerman untuk menemui ibunya. Ia masih mengingat jelas, ketika sang kakek menyuruhnya
alkan lima tahun yang lalu. Ternyata, rumah itu masih terlihat sama seperti terakhir kali ia pergi, tak ada
hu bahwa tadinya taman itu berisi berbagai jenis tanaman bunga anggrek kesukaan ibunya. Mengin
s jeruk yang sudah disiapkan oleh salah seorang pelayan, ia meneguknya dalam sekali tegukan. Ia lalu meng
kecil untuk ulang tahun. Ingin rasanya sekarang juga ia kabur dari tempat ini, karena ia sud
Adero!" teriak seseorang yang Adero kenal sebagai sa
n ke arahnya. Anak kecil itu membawa sepotong kue rasa keju dan memberikan padanya.
ka kue apa, jadi aku bel
ari seseorang yang selalu menghancurkan kebahagiaannya selama ini. Aron, pria itu sepertinya masi
ktu istirahat