Kuyang Kalimantan
rt
apa kali suamiku memijit kepal
eh beberapa pengincar. Kamu gak sayang sama dirimu sendiri apa? Masa' buka pintu sama yang
an aku benar-benar liat dia
an manusia? Seperti apa di
an ada tanda merah dileher
awatir. Aku ikut khawatir juga, kenapa aku jadi bodoh se
suk orang! Banyakin amalan. Kalau ada yan
ya,
ya melirik kesana kemari. Kemudian mencucinya dengan air yan
ir wudhu dulu, kemudian kita bobo dan baca adab-ad
uara dekat genting. Kamar mandiku ini masih bolong bagian ujungnya. Kalau hujan terkadang masuk air dari
ta rambut dan juga beberapa usus menjuntai kebawah. Berusaha a
u mendengar suara panggilan Mas Pras. Ta
. Aku berusaha agar keluar dari kamar mandi tapi sulit. Berat sekali badan ini. Ak
makhluk itupun pergi. Namun, pendarahan telah terjadi. Darah me
****
ng ada Mama, Ibu Mertua, Ayah m
ndekatiku sembari
, Nak. Mereka itu ada, dan selalu menginca
ku giman
tara, kamu gak boleh tinggal dirumah itu lagi. Mana
kayak gitu? Ibu saja yang perantau dari tanah Jawa, gak berani s
ngkap ikan. Salah-salah kita
gomong jangan n
nak itu. Sudah Allah kasih, tapi gak kamu jaga
aafin aku ya, Nak. Insya Allah mulai saat ini aku akan me
apa. Cuma aku saja yang masih sangat lemah. Mereka benar-benar menjagaku kali ini
akhluk kayak gitu. Lebih lagi hal ghaib atau pemegang ilmu
kuat amalannya saja masih diganggu, apalagi yang abai sama masala
iayanya dari proyek. Kalau bisa sih kita pindah aja. Aku juga k
ak ditentukan. Pokoknya jangan banyak alasan, ataupun k
Ibu dukung Mama,
kat nanti si Meylisa," kata
****
a mengantarku pulang bersama kedua mertuaku. M
a. Badanku masih terasa lemas. Ketika aku duduk, M
ayat kursi buat penjagaan, dan bulu ini
uti perka
ayak gitu. Mas aja suka sama baumu kalau lagi ha
kata Mama m
u. Sebelum aku tidur, Mama membawaku ke kamar mandi ag
a membaca adab-adab tidur. Suara genting membuat Mama
Baca aja ayat kursi ba
rulang kali. Untuk penjag
ting yang seperti dilompati. Abah kelu
bil sebuah jolokan. Sembari
tak ada mengganggu kamu. Jan
keras membaca ayat suci Al-quran. Dan "Bruk" Abah
anggil Mam