He is Pretty
ropa, seseorang sedang sibuk di bawah ranjang mewah
a masih 16 tahun tapi saat berdiri tubuhnya menjulang tinggi layaknya tinggi seorang model, tapi, tubuhnya kurus dan dada
wanita, perpaduan antara Asia tenggara dan Eropa membentuk wajahnya yang cantik luar biasa, hidung
ela kamarnya karena merasakan udara dingin yang berembus melalui jendela kamarnya
jendela kamarnya, sambil meng
saat dia masih berusia delapan tahun, dia mengikuti ayahnya yang memang orang berkeba
engingat seseorang menghubunginya melalui sebuah
*
ung empat lantai di sekolahnya, sebenarnya aku tidak ingin mengganggu keh
yang dikirimkan oleh ibunya selama d
segalanya untuknya, meskipun mereka tak hidup bersama lagi mereka masih berhubungan baik, set
seolah terkhianat, saudara kembarnya yang sangat di
i pertanyaan konyol muncul di kepalanya. Dia menyalakan dirinya sendiri karena tidak laya
itu dia menghubungi ibunya, say
perlakukannya seolah dirinya bukan anaknya, dia tak lagi memberi perhatian atau apa pun, dia j
ncian yang dia terima dari ibunya saa
itu, yang dia ingat hanya tangis saudara kembar
*
ap dingin pada Jihan yang tangannya masih sibuk mengemasi pakaian ke dalam koper
ang dia segera memutuskan untuk kembali ke Indonesia, negara d
ok pria itu yang jelas-jelas pasti
ni?" Pria itu mendekat, matanya yang dalam m
dengar ucapan pria i
tannya melipat rapi baju-bajunya yang dia ambil dari armoire di sampingnya lalu memasukkan ke koper merah muda dengan gamba
ia yang di panggil ayah itu mencoba menghentikan
a, rambut pirangnya, mata biru terangnya, hidung mancung, dan kulit put
eh banyak orang, dia juga mendapat banyak warisan d
dengan umurnya, kadang, saat dia jalan bersama Jihan, orang-orang mengira mereka pas
natap tajam tidak percaya apa yang ayahnya katakan. Dia melepas c
dengan tatapan penasaran
gan tangan yang kembali sibuk memasukkan pakaian dan barangnya yang lain. Dia memegang tas hitam
ng tak disangka-sangka keluar dari mulut ayahnya, dengan mata sedih dan
i tidak mungkin meninggalkan ayah sendiri." Tangannya yang putih menjangkau tangan
inya pada Zihan? Dia juga an
u dari putrinya dia hanya dia
ingat saat Zihan mengantar mereka ke bandara, meskipun dia menangis tapi tatapan matanya pada dirinya menyiratkan sebuah kebencian yang begitu mendalam. Dia beber
angan khawatir," ucap Jihan sambil kembali
ayah perca
a yang sama saling m
hari," ucap Jihan, dia melanjutkan mengemasi barangny
h dengan tatapan sedih. Dia memikirkan bagaimana menjal
ayahnya setelah melihat tik
endengar apa yang di kat
ikir untuk melarikan diri jika memang benar-benar tidak di izinkan, tapi ternyata dia berhasil mem