TERSIKSA SETELAH JADI YANG KEDUA
berdua. Azizah menyukai gamis tanpa motif dengan warna-warna yang lembut, yang menutupi lekuk tubuhnya dengan sempurna. Mpok Lena sendiri sehari-ha
saat ini mengha
ng sama yang dikenakan wanita yang kini tersenyum ramah padanya. Namun, melihatnya
tara, sebagai sesama wanita, ia merasa risi melihat
unya ini. Setiap manusia berbeda. Mereka berasal dari latar belakang kultur budaya yang berbeda. Ap
Ibu ...." Wani
di sebelah?" Azizah yang menjawab sekaligus berinisiatif be
tik itu masih mengulas senyum sambil mengulurkan tangannya pa
a Azizah." Azizah menyambut uluran tang
ah. Salam kenal Mbak Aziza
il Azizah saja, atau Zizah." Azizah merasa risi dipanggil dengan sebuta
il saja aku Vivian ata
am waktu beberapa menit saja. 'Dasar Azizah terlalu ramah dan berprasangka baik sama oran
gabaikan seseorang yang ada di samping Azizah.
yang masih tetap ramah meski raut wajah orang yang diajaknya berkenalan terlih
lah saat pindahan. Ia harus berusaha untuk lebih dekat dengan mereka dan tidak boleh terpancing emosi. Ia tidak ingin menjadi 'ora
rima uluran tangan Vivian. Melihat hal itu, Mpok Lena dengan ogah-og
mperkenalkan dirinya dengan dingin tanpa bumbu ker
dak terpengaruh oleh sikap Mpok Len
balas dengan angguk
di." Mpok Lena menatap Azizah dengan tajam. Ia ingin A
an membuat Mpok Lena t
gan khawatir." Azizah berusaha
tetapi Azizah tahu dari mulut orang lain. Mpok Lena berkeliling, dan meminta agar orang tua dari anak-anak yang dahulu diajar mengaji secara gratis oleh Alm. Azzam tetap membiarkan anak-anak mereka terus bel
mengkhawatirkan warung kecil yang diandalkan Azizah untuk biaya hidup. Azizah tidak marah, ia malah mera
. Mpok Lena akhirnya t
yak. Ntar kalau Lu lihat si Hamid, suruh pulang, yak? Gak tau tuh anak kelayapan ke
pulang. Biasa juga lewat sini kala
kan kepalanya. "Oke. Gue p
gembira. "Hati-hati, Mpok. Lain kali kita ngobrol lagi," balas Vivian dengan antusias
dah mengenalnya, kamu pasti tahu ia orang yang
auh?" tanya Viv
dari sini, tepat di sebelah sek
melihat sekolah itu saat
RT. Pantas saja Mpok Lena bisa mengetahui kabar mengenai
pa kamu menjual makanan kecil?" Viv
dan tahu isi. Akan tetapi semua telah habis. Selain karena memang tadi penjualan cukup baik, Azizah juga tidak menyediakannya dalam jumlah
ya ingin membeli beberapa untuk mereka yang membantu saya pindahan. Kamu tahu sendir
yai stok bumbu putih, sawi, tomat dan kol di
nggu, saya bisa memasakkan bihun goreng. Tidak lama,
bagus sekali," seru Vivian. Aziza
pa porsi?"
dalam hatinya. "Enam porsi. Bisakah
ivian dengan senyum terkembang. Hari ini,
asaan-Nya. Yang perlu Azizah lakukan sebagai manusia ... adalah terus berus
ti sa