Dia Bukan Suamiku
sebab Shafa tidak memberitahunya dari jauh-jauh hari. Karena ingin memb
ertemu dengan Sonya yang duduk di tempat paling
onya, namun sahabatnya itu menolak. "Kamu belum deng
Aku dengerin, kok," jawab Sonya yan
dijod
odohin?!" Mata
au lamaran yang cuma ngundang keluarga dan kerabat dari pihak aku dan cal
amu enggak nolak, Shaf
mur aku sekarang udah 24 tahun, udah pantas untuk nikah, 'kan? Usia calon aku cuma 3 tahun
, g
g keputusan
h yakin, aku pa
k Sonya penuh kebahagiaan. Awalnya, dia sang
a harus kenal sama calon
ru SMA di Malang. Lumayan ganteng, si
a nam
iar kalau enggak s
hat kaget. "Kamu ba
u kenal beber
wo itu. Aku takut, kamu kenapa-kenapa setelah nikah
inggu depan kita nikah. Semua udah direncanain sama kelua
enggak setuju?! Aku ini sahabat kamu dari kecil!
udah dukung aku bu
nak. Mending, kamu batalin aja, ya? L
akan nikah sama dia. Doain aj
kebaikan k
nggak bisa. Ini menyangku
ja!" Sonya bangu
*
na lamarannya berjalan lancar dan tinggal menunggu hari pernikahan. Disisi lain, dia merasa sedih k
hal yang harus kamu selesain untuk pernikahan nanti,
nanti aku
mau pergi, 'k
ti sore d
ng dan bahagia. Sahabat yang baik adalah dia yang ikut bahagia melihat sahabatnya bahagia. Kalau emang dia punya firasat buruk, seharusnya dia berdoa supay
dik satu-satunya itu. "Shaf, ada Al
rginya sore?" tany
jah calon suaminya itu terlihat cerah dan tampan. Senyumnya manis dan menyejukkan. Sepertinya, akan bany
erginya nanti sore?" Shaf
u luang. Jadi, kita per
u, ya?" Dengan cepat, Shaf
kamu suruh dia makan, ya?" Suara Fatma ter
Gimana kea
Shafa, ya, Al? Ibu kasih keper
an jaga Shaf
n sederhana, namun membuatnya terlihat sangat cant
a a
antik b
*
Baru 3 hari, gaun yang akan Shafa pakai hampir selesai. Lagi-lagi, Alby te
ik, S
a?" tanya Shafa den
Bener, 'kan, Mbak?" tanya Alby pada perancang
mpir ke sebuah restoran pinggir pantai. Lokasinya lumayan jauh dari ruma
berjalan di atas pasir putih. Rambut Shafa yang
ernah k
Kak Galih u
langkahnya. Alhasil, dia terjatuh karena berjalan terburu
yang ben
a cepet bange
ahnya kecil." Alby tertawa dan Shafa cemberut
erlari pelan. Walau tubuh Shafa kecil, Alby tetap kesulitan menggendongnya. Hal itu
an ini?" tanya Alby sambil me
tiba kamu kay
janji akan berusaha untuk mencintai dan
n jadi istri yang b
*
inggal mereka nanti. Sejak kuliah sampai bekerja, Alby tinggal di Malang d
h kekarnya, membuat Alby terlihat lebih keren. Peci yang
udah duduk beberapa saksi, penghulu, dan ayah Shafa sebagai wa
Akdzaa Zahirrah binti Yunus Darmawan pada engkau, dengan maskawin berupa logam mulia 30 gram, uang 50
Yunus Darmawan, dengan maskawin tersebut dibayar tunai!" b
lhamdul
nya menangis terharu menyaksikan ijab kabul itu. Alby datang menjemput Shafa dan me
*