HATRED
N KELUAR
ng T
tengah bersama adik-adikny
pulang-pulangnya babak belur begini?
mobil Kakak. Ya, sudah. Kakak keluar dan berusaha ngomong baik-ba
dak apa-apa? Kita ke rumah
hawatir, oke. Kakak bisa selamat sampai di rumah ini,
ertemu dengan Dar
rtarung dengan kelima preman-preman itu tanpa ada niat sedikit pun untuk membantu Kakak." Davin bercerita tentang adiknya yang awalnya tidak mau membantunya disertai air matanya yang sudah mengalir membasahi pipinya. "Saat itu Kakak berpik
Kakak bisa pulang dengan selam
eluruh tubuh Kakak benar-benar sakit. Salah satu preman itu mengeluarkan pisau hendak membunuh
lau itu...?" ucap
menggunakan batu. Dan lemparannya tepat sasaran," saut Davin sembari tersen
gaimana Kak Darren melawan preman-
"Yang jelas Kakakmu itu hebat sekali dalam melawan prem
u hal-hal yang membuat para musuhnya bertambah kes
arren menghadapi para musuh-musuhnya. Saat-saat sedang gentingnya, adikmu itu masih sempat-sem
diknya tersenyum gemas dan geleng-gel
bungi polisi. Saat polisi datang,
n tidak benar-benar membenci
at itu Kak Darren tidak akan mau menolong Kak Davin dan
nar-benar membenci kita. Saat ini hanya egonya saja yang l
an kasih sayang kita, perhatian kita dan kepedulian kit
mi setuju," jawab Adr
n tersenyum bahagia mendenga
__
l malam mereka yaitu makan malam bersama. Saat sebelum mereka masuk ke kamar masing-mas
nggota keluarga mereka memohon pada mereka ber
ada Papa, Davin. Apa
empedulikan mereka. Tapi lama-lama preman-preman itu terus saja memukul kaca mobilku. Mau tidak mau ak
sa tiga orang dan ternyata yang tiga ini begitu kuat dan ditambah lagi tubuhku
n berhasil menang. Tapi giliran sama orang
kata apapun. Di dalam hatinya, Davin membenarkan ucapan
menjadi tidak tega. Disini dirinya sebagai seorang
o...." ucapan E
a Papa mau memarahiku? Atau Papa mau menampa
agi-lagi ucapan
gan satu putra lagi. Dengan kata lain, aku akan pergi dari rumah ini dan me
" benta
" ucap Darka lagi tanpa memp
ni," sela Evan, suami dari adik peremp
an yang berbadan besar itu. Lalu mataku melihat sesosok orang yang s
yang dilakukan adikmu itu? Apa
tidak," j
apa, Davin?
Darren hanya menonton saja tanpa ad
nya menatap tajam wajah kearah Davin. "Apa saat itu kau be
Bibi?" tany
panmu saat itu. Apa perlu Bibi ingatkan lagi? Baiklah kalau begitu," ucap Carissa. "Saat itu kau mengatakan 'Sudahlah
E
Bibinya itu. Dirinya tak menyangka kalau
isa menjawab pertanyaan dari Carissa. "Jadi benarkan. Saat kau terpojok den
ni
hany
n Smith!" b
sa, hal itu sukses membu
memang mengharapkan Darren mau membantuku," li
rbagi masalahnya dengan Bibi. Bibi sering melihat Darren yang suka melamun. Bahkan Bibi pernah tiga kali memergokinya sedang menangis terisak. Dan yang ketiganya, Bibi memberanikan diri untuk bertanya. Saat Bibi mengetahui semua masalahnya, Bibi benar-benar tidak tega melihatnya. Hati Bibi benar-benar hancur saat mendengar semua keluhan yang keluar dari mulutnya. Maka dari itulah, kenapa Bibi selalu ada untuknya. Dan memintanya untuk selalu bercerita pada Bib
natap Davin. "Sekarang katakan apa yang terjadi saat kau terdesak oleh ketig
nghampiriku dan dia mengeluarkan sebuah pisau. Dan pisau itu hampir saja menikam perutku. Tapiiii....." Ucapan
an nyawamu. Benar begitu?" ucap Car
" jawab Dav
gan preman itu. Lagiankan nama Darren sudah buruk dimata kalian. Bahkan kalian sudah mengangga
ra kakaknya dan juga anggota keluarganya,
berlama-lama disini. Lebih baik a
Darka pun pergi meninggalkan ruang ten
sebut anak yang tak tahu diri oleh orang sepertimu, masih mau menolongmu dan me
meninggalkan ruang tengah untuk menuju kamarnya
kelima adiknya. Mereka semua menangis atas ucapan Darka dan Cariss
atin Erland
atin Adrian dan
avin, Andra, Dzak