RAHASIA SEBUAH DOSA
. Menyisir jalan, berpacu dengan waktu. Juli hanya diam, tanpa seucap kata terucapkan. Bulian itu masih terniang-niang di kepala da
ang," ujar Rani, samb
n melambaikan tangan,
ian tangan itu dibalas
jah sedih masih m
sambil menjulurkan lidah seoran
rtunduk sambil ber
katakan anak haram o
jelek awas ya kalau sampai terulang la
m tertunduk ma
an dengarkan mereka." Sang
un, ia meneruskan jalannya denga
ang Juli dengan tajam, ket
nghina Juli lagi. Karena kita di sini sama- sama belaja
k punya ayah, Bu," ucap salah satu
idak pernah mengajarkan seperti itu." Dengan menga
Saatnya kita belajar, p
memberi sebuah pel
Juli dengan penuh
erlalu dengan dilalui ledek-ledekkan Doni,
2
ang tel
Suara itu mencob
haram." Teriakan itu mera
bentak Juli
riak. Doni dan kawan-kawannya t
ga sama seperti kalian,"
m pernah lihat ia datan
i pun menjawabnya, "Ayahku sudah m
ti bohong," ucap Doni dengan
itu." Suara itu datang dari belakang Juli, y
bela anak haram ini," ucap salah s
kan ibu guru tadi pagi? Kalian malah meng
mput Juli. Seketika anak-anak itu pun per
g terjadi
yang menghina Juli Tante
n menatap wajah Juli, san
kita pulang," ajak Rani d
ng perjalanan, Rani melihat Juli dengan dingin. Tanpa sepatah kata pun ia bicara. Melihat h
eadaan ini. Yang seharusnya masa-masa itu bahagia, tapi ini
kamu sayang?
sedikit pun atas
aki. Anak laki-laki itu harus kuat saya
Juli anak haram Mah?"
dengan pert
u anak Mamah satu-satunya yang Mamah sayangi s
di pipi Rani. Sambil ia menyetir mobi
yebut Juli anak haram Mah?" tan
enghapus air matanya, ia
reka. Mereka-kan tidak tau kita," balas Ra
dikatakan anak haram?" tany
jar dengan baik, kelak setelah dewasa Juli akan
menundukkan kepal
tersiksa melihat penderitaan anakny
g, Mamah mau balik
nganggukkan kepala saja. Juli keluar dari p
ar kelak kau jadi laki-laki hebat,"
glah langkah Juli dengan tangisan air mata Rani, y
di anak yang baik Juli," uj
yang dalam benak pikiran dan hatinya. Sepanjang perjalanan itu, Rani merasa
i kantor tepa
Rani
ang duduk di sebu
an gontai nampak sepe
o matamu memerah seperti
nyaan Mira. Melihat hal itu, Mira
malah beng
ng. Ia hanya diam tanpa kata,
puk bahunya Rani, Mira
a Mira?" balas R
tanya malah bengong
gak sedikit tidak
adaku, siapa tau aku bisa bantu kamu
balasnya sambil meng
g terjadi Rani?" tany
ku Mira," balas R
a ia berantem di sekolah?
patah kata. Ia kembali terdiam
l melambaikan tang
amu Mira?" balas Ra
alah bengong, aku-kan se
habiskan sebentar lagi kita-kan ma
ani." Dengan muka sedikit kecew
idak mau mak
u Mira," balas
, tapi jangan libatkan per
jelas deh kamu Mira?" ba
seberat apa pun, perut i
an makanannya, bent
Rani," sambil menggerutu
ikirkan Juli yang maki