Keluarga Sewaan
n Prima kepada kekasihnya itu pun tidak lupa dia masukkan ke saku celana paling pertama sebelum dia meraih kunci mobil dan dompetnya.
ali dia memandang ke halaman rumah Kaluna yang hanya dibatasi pagar
keraguan di dada, Prima turun dari mobil. Membuka gerbang yang tidak dikunci. Rumah Kaluna seakan s
Tok
ita yang tidak asing di teli
u jati yang dicat warna hijau terbuka. Kaluna tertegun untuk sesaat, m
r
pat. Seakan Kaluna tidak ingin bertemu dengan
pintu sekali lagi. Prima tahu, keka
n, Kal!"bujuk Prima seraya
ai. Bulir bening mengalir di pipi yang tirus. Menelan
kan kesediaannya untuk menikah dengan Prima. Akan tetapi, dia lebih memikirkan pe
gil Prima
gatakan kalimat penolakan. Dadanya mendadak seakan dihentak oleh ses
in kamu buat jadi pendamping hi
dan lagi oleh wanita yang dia cinta. Pulang ke rumah dengan perasaan yang membuncah. Hubungan Prima dan
*
Prima, tapi sebulan kemudian Prima dihubungi oleh sahabat bai
jak ketemu." ucap
yang berdarah Jerman-Indonesia itu meman
pengen gue sampaiin
ma berkernyit. Pertanyaan Prima h
lo ngelama
, te
ya, ya. Gue gak suka b
ya
u hidupnya gak lama lagi." Dengan berat
a penasaran apa yang sebenarnya d
ngidap kan
mendengar pernya
a memandang lurus-lurus mata bula
mbali berusaha menyatakan
aluna? Gue nyampein ke lo aja
umah Sakit Abdi Husada. Kamar rawat VIP no
n memercayai James, tapi biar bagaimanapun, James yang dekat denga
na gak pernah cerita sama
es mengembuskan napas ringan. "Dia bilang gak mau lo tahu. Dan itu juga alasan Kaluna nolak
Kenapa malah gak mau jujur tentang pen
bilang a
rah baju Prima, memandang Jam
ini karena lo suka
perhatian beberapa pengunjung. James
lah pa
!" Prima menggenggam ker
alas tatapan Prima. seiring dengan tatapan itu, prima
nang sebentar,
lo bawa kabar begini
g aja besok ke rumah
mpat duduknya, memakai
ebenarannya. Aku dul
a yang masih percaya tidak percaya dengan k