Sang Luna Terakhir
l
a. Ayahnya sedang duduk di balik mejanya, selembar kertas besar yang dicoreti gambar-gambar terbentang di depannya. Ellie tahu ayah
ataan Ellie itu. "Benarkah?" tanyanya
sambil memberikan tatapan tajam yang selalu dik
duk agar dia bisa melihat rencana yang sudah disusunnya itu. "Rencananya sangat sederhana. Nanti akan ada tiga p
tidak mau ada pesta da
pilan musik langsung, minum-minum, berdansa, hal semacam itu." Dia menatap Ellie, mata gelapnya meleb
"Jika aku ditetapkan akan menikahi pemenangnya, tidak ada
l mereka semua. Terutama karena tujuan kedua kita adalah untuk membentuk persekutua
kejadian itu, kebanyakan pria tidak suka kalah. Dia terpikir ketiga teman mudanya, anak laki-laki yang sudah seperti saudara baginya, dan betapa mer
menang. Dia bisa saja menarik hati--bukan? "Baiklah, Ayah. Apa tiga perlombaan itu?" Dia sudah menebak-nebak berdasark
annya cukup sederhana. Masing-masing mereka akan diberi tiga kesempatan untuk mengambil kayu da
lintas di pikirannya. "Baiklah," katanya perlahan. "Dan... apakah mereka
mendapatkan sejumlah poin, katakanlah sepuluh, peringkat kedua delapan, dan seterusnya, s
i asalkan semua peserta tahu prosesnya akan seperti apa.
tan, dan gampang saja, siapa pun yang lebih dahul
ie menunjuk ke gambar
Ayah rasa semua peserta harus saling melawan satu sama
k manusia?"
perlombaan ini. Pemenangnya adalah orang yang menunjukkan kemampua
memilih suaminya berdasarkan kekuatan besar, kecepatan, dan kemampuan bertarung. Semua hal itu penting sebagai seorang Alpha, tet
bisa menjalankan cara kuno dan mengadakan pesta dansa,"
bisa menghindari skenario Pesta Dansa Dewi Bulan. "Baiklah, Ayah. Se
tinju. Dia melompat dan mencium kepala
ahnya dan kemudian berbalik untuk keluar mencari udara segar dan sahabatnya. Shelby harus mendengar kabar ini
menyenandungkan musik pengiring pengantin, d
i di sore hari, terutama setelah hari yang sangat melelahkan di ruang olahraga. Ellie duduk di sampingnya, menatap pepohonan besar yang berdaun hijau cerah, dan menjelaskan seluruh skenario itu kepada sah
luar biasa! Aku turut berbahagia untukmu!" Dia mengulurkan tangan dan memegang tangan Ellie yan
aku tidak tahu. Bagaimana kalau dia pria brengsek yang
iasa?" balas Shelby, membuat mereka berdua terkekeh-kekeh. "Aku hany
erpikir dia tidak akan pernah menemukan "pasangan yang ditakdirkan" untuknya seperti Omega yang dikatakan Shelby yang telah membuatnya mabuk kepayang. "Siapa tahu,
... kurasa aku tidak punya pasangan yang ditakdirkan, Shelby. Kurasa aku ditakdirkan untuk
unggu saja dan lihat nanti. Kau bisa memiliki segalanya. Kau bisa
api menurut pengalaman Ellie, mimpi seperti itu tidak menjadi kenyataan. Dia selalu berlapang dada menerima itu, mengutamakan kawanan da