Pendamping Sang Alpha
dingnya, meskipun gaun tersebut adalah lungsuran. Tanpa adanya waktu y
ey membukanya, saudarinya, Marissa, berdiri di sa
nggingkan senyum di wajahnya. "Wow! Aku senang melihatm
ara Sumpahnya dan Lacey tidak akan membiarkan siapa pun mengacaukannya. "Sudah seharusnya begitu ... mengingat ini adalah hari
, berhubung ayah mereka juga tidak merahasiakan status ayah Lacey. Malah, Thorn tidak melakukan apa pun
anlah seorang Alpha yang sadis... dingin... juga kejam." Dia menghela napas, suaranya tiba-t
ernah semarah ini pada saudar
uruh dunia... bisa dibilang Alpha-nya Para Alpha." Sebuah seringaian menghiasi wajahnya. "Dia tidak menerima basa-basi, atau pembangka
ata itu bahkan tida
-pura bersimpati. "Yah, Aku hanya berhar
Kemudian Lacey kembali melangkah mundur, merapikan gaunnya sambil mengan
a menghilang ketika dia berbalik pe
arissa dan saudara-saudara lainnya lagi. Dan ketika dia memiliki anak, dia akan memperlakukan mereka dengan sama... tidak peduli siapa pun ayah
tuh ke sisi tubuhnya. "Marissa, kalau kau ke sini untuk mengganggu lagi, lebih baik kau pergi saja." Lacey menuju
acey, Camari, bertanya,
ja, Bu. Ada apa?" Begitu ibunya m
r mata mengalir di pipinya. "Aku minta maaf kau harus mela
an ayahku. Dia selalu memperje
uk darinya." Jari ibunya mengusap bagian bawah kedua matanya. "Ketika Julien mendekati ayahmu untuk menemukan pasangan, ayahmu telah menawarkan Marissa kepadanya, tetapi Julien bersikeras menginginka
an menatap matanya ketika ia melepaskan diri. "Jika yang dia inginkan adalah anjing peliharaan, maka dia harus
dungmu adalah seorang Alpha juga. Jadi ya, kau adalah putri seorang Alp
n dahi. "Lalu siap
yangan." Ibunya tersenyum. "Aku akan mencerit
nya? Aku akan punya tempat untuk pergi dari tempat ini." Camari mengelus
n kali," ibunya melangkah men
aya apa yang dia dengar. "Ap
nyum dari balik air mata
mbutnya ke atas kepalanya, menampakkan lehernya yang jenjang dan ramp
egitu?" Keterkejutan
rnah berusaha menghubungiku. Tidak pernah sekali pun, selama bertahun-tahun ini." Dia m
nyayangimu juga, Sayang. Dan aku minta maaf tel
kehidupan." Dia mengecup pipi ibunya sekali lagi d
angguk, matanya masih berkabu
langkah keluar pintu, menuju kehidupan barunya... ber