icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

Terpaksa Menikah

Bab 2 Ternyata Lulusan Pondok, To

Jumlah Kata:1135    |    Dirilis Pada: 25/01/2022

ke arah ranjang, mengambil selimut dan bantal, lalu merebahkan

di atas kasur, berharap mata ini segera terpejam. Nya

*

n. Kulihat ke arah sofa, Abdi sudah tidak ada. Samar-samar aku m

enyelesaikan pekerjaan, te

.......

ya juga ikut dinaik-kan. Kerjaanku jadi ban

.......

n menjengukku, sekalian

.......

i? Aku bener-bener sibuk sekarang, sa

.....

ya... iya... tunggu aku pulang

sanya nelfon perempuan lain di kamar ini. Meski kami menikah

nya di atas meja rias. Dia sama sekali tak menyap

aku langsung ngeloyor ke ruang makan. Di sana Papa dan Mama sedang sarapan

u langsung mandi, dandan yang cantik. Pagi-pagi suami disuguhin penampakan horor begini, bisa kabur di

ur langsung mandi, habis bercinta kan? Lah

ngomel nggak jelas. Kamar m

ngan molor terus! Lagian kamu kenapa s

sku, seraya menghempa

langsung menghentikan aktivitas mengunyah

f, aku tidak bisa menyentuhmu, pernikahan kita tidak sah, wanita hami

begitu? Jadi semalam kalia

au tidak mendengarnya secara langsung. Sok suci banget sih! Bawa-bawa agama segala,

atau diceraikan. Pernikahan sah, jika dilakukan setelah masa n

etap menikahkan kami

mu hamil tanpa suami, mau ditaruh kemana muka Papa? Deng

ya mereka tidak tahu, kalau Ayah janin itu nggak jelas siapa. Mereka hanya tahu

i, kami tetap tidak boleh

kah ulang, memang tidak harus ke KUA, tapi secara agama. Karena itu tadi, ka

u paham ilmu agama y

dak akan sembarangan memilih calon menantu. Papa pilih Abdi, karena berhar

jatuh cinta, pernikahan kalian

a punya menantu seperti Nak Abdi, sudah ganteng

s kesal mendengar pe

arap mendapat pembelaan dari kedua orang tuaku, ini yang t

Abdi?" sapa

ke arah kami. Dia sudah terlihat rapi. Panjang

a, malu kalau sampai Andi melihatku

i sopan, dia mengambil

tu Mama sekarang, panggil Mama aja, biar le

iya

akan, dong? Jangan diam begi

nggung aku mengambil pirin

saha menghindar dari tatapan Abdi

akai apa?" t

um menikah. Tak pernah berinteraksi, apalagi semal

g kamu ambil akan kum

antu idaman Papa itu. Pria itu menerimanya, samb

r, kan?" tanya Papa, memecah

keluarga saya di hotel, hari mereka

jalan-jalan, atau kemana gitu, biar lebih akrab. Bagaimana pun juga k

u? Siapa juga yang berakrab-akrab ria

. Nggak pa-pa kan, Del?" ucap Ab

apa dia bersikap manis, di

gak usah buru-buru."

argamu, nanti jangan lupa bawa ya?" ucap Mama

cantik, temani Nak Abdi menemui kelu

s dengan mendelik ke arah Mama,

Nggak sopan, itu kel

ng cantik, biar nggak malu-mal

ucap Mama, me

bersikap manis? Cukuplah aku menghadapi Abdi yang kaku, in

rku, untuk melakukan perintah Mama. Kalau tida

a. Jadi aku harus berakting, seolah-seo

contin

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka