Terjerat Cinta Duda Dingin
G CINTA
h mobil baru saja masuk dan parkir di sana. Hatiku mulai berdebar tak karuan, apalagi
um lebar. Aku pun membalikkan badan, mensejajar
k buat Aluna dan Ayah?" tanyaku sem
rang tante Kinar mau
terganti di hati Luna dan ayah. Iya, kan? Tante hanya ingin meneruskan tug
itu pun ters
te. Tante Kinar nggak akan
lan lalu mengusap
asnya saja menyayangi Luna dan ayah, nggak ada nia
u ke tante Kinar. Apa memang begit
ya begitu, tapi kalau Luna nggak mau nggak
n bunda. Iya, kan, ibu?" Gadis kecil itu pun memelukku erat. Kuusap
alis tebalnya, bulu mata yang lentik, pipinya yang chubby, hidungnya yang begitu pas dengan waj
li menyayangi Aluna. Dia seperti malaikat kecil yang selalu bisa membuatku tersenyum bahagia. Menginga
berapa hari dilahirkan, sementara aku ditinggalk
ari sepeda tua peninggalan bapak, ibu menjajakan nasi rames dan gorengan.
mereka bahagia di sana. Tinggal aku yang mencari ke
kan dari oven dan menyajikannya di ruang keluarga. Ad
h?" Aluna menoleh ke arah ayahnya yang sedang sibuk dengan pons
. Mumpung baru aja keluar dari
ih, Lun? Memangnya kamu m
tajam. Sementara Luna yang mulai mengunyah brownis
nte Kinar ini memang ibu baru buat Lun
wa nama neneknya-- Tante Dina. Aku yakin, Tante Sarah nggak akan
ma ayahmu," bisik Nadila dengan tatapan tak suka ke arahku. Aku ya
a nenek, tante Kinar itu ibu pengganti bua
sudah mundur beberapa langkah dan kembali menyibukkan diri ke dapur. Tak ingin kudengar j
Kinar
ai kapan pun aku nggak rela jika posisi Mbak Bila digantikan ol
manggilnya ibu. Biar aja Tante, yang penting dia bisa menj
sosok pendamping. Lebih tepatnya perempuan nganggur yang nggak berkarir di luar sana. Supaya bisa fokus merawat Lun
dihargai. Meski aku sudah menjauh, tetap saja suara mereka terdengar jelas. Jarak ruang keluarga den
a diam saja. Tak kudengar suaranya lagi setelah dipotong cepat oleh mertuanya tad
na pelet loh makan brownis
an. Kulihat ekspresi kekagetan di wajah Nadila.
Akhirnya Mas Arka angkat suar
membela anaknya, tapi aku cukup bersyukur dia m
us Luna ingat," ucap Mas Arka kemudian. Gadis kecil itu pun mengh
ah? Apa yang har
alah satu-satunya perempuan yang tulus sayang dan rela berkorban buat Luna. Bunda rela bertaruh nyawa
ang terpajang di dinding. Figura berisi foto p
ya. Yang pasti, air mata ini kembali menitik ke pipi. Betapa bodohnya cinta ini. Sudah ta
💕