Cinta di Ranjang Jenderal
antai tiga hanya ada koridor sepi dan kamar-kamar tertutup, Navila pikir lantai palin
. Hanya ada seorang prajurit yang berbaring santai di lantai dengan banta
iak. Dia mengepalkan tangan kanannya dan menaikkannya
mengeluarkan tangannya dari balik mantel. Dia juga
engan nyala api yang hampir padam dan ada sisa botol anggur di meja dekat p
membuka pintu untuk keluar. Udara dingin langsung menerpa waj
dang berdiri menghadap langit malam yang berawan
," sapa Tuan Deu
dengan rentetan pertanyaan. "Dia masih perawan bukan? Aku memilihnya khusus un
mu nanti," jawab s
ngkan kepalanya, "Kerajaan Erdan telah membayarku. Aku harap Anda bersedia merekomendasikanku nantin
irik jenderal
r menawar itu. Yang dia tahu, Tuan Deus melakukan pekerjaannya menjadi muncikari seper
n prajuritmu, Jenderal. Berlian ini pantas untukmu."
lihat dua orang tentara bejat yang menjengkelkan itu. Kemudian jenderal itu melangka
perti cerita orang-orang Erdan, kalian akan
pertama di musim dingin, maka mereka akan terus hidup bersama, menikah dan saling mencintai sampai tua. Ada yang me
rang prajurit yang kompak. Perk
maian," jawab san
avila. Setelah sang jenderal menurunkan tangan dan membal
sungguhnya dirinyalah yang beruntung tidak dibuang ke dua prajurit berwajah
nnya yang kedinginan. Ia berjalan tepat di belakang tubuh sang jenderal, lumayan mengha
ung jenderal itu terasa keras dan kaku, mantel kulit hitamnya terasa sangat dingi
ena ketakutan. Ia merasakan sebuah kain hangat menutup tubuhnya. Saat Navila kembal
ap itu bukan sebuah pelukan di malam hujan
mantel itu sedikit berat, tapi mantel bagian dalamnya terasa lebih lembut dan hangat dibandingkan s
ucap Navila kepa
dari ciuman, selama Navila mendapatkan obat untuk ayahnya. Navila pun membalas tatapan itu sebagai tanda bers
uahnya. Navila rasa jenderal itu seorang yang pendiam. Dia mungkin orang yang sangat kuat karena punggungnya sangat
ng cukup lama. Navila sulit mengira-ngira sosok jenderal itu sekarang, umurnya masih m
an. Mungkin jenderal itu seorang sosok tentara sejati bagi Kerajaan Erdan, mungkin pul
dalam sebuah bangunan, dia seorang tentara medis. Navila merasa semakin d