Pesona Suami Kedua
n tidak nyaman bahkan enggan menatap wajah Mila. Itu semua karena rasa bersalah y
gan kita seperti ini terus. Mas Keenan harus melamar Mila secepatnya sebelum
n ter
i saya masih dalam keadaan sulit
ikahi Mila, Mila janji akan bikin hid
sud kamu
kannya dengan penuh emosi. Dari arah lain Khanza datang dan terkej
bil menunjuk Khanza yang berdiri di belakang Keenan.
n Keenan dan Mila
nza walaupun masih bingung. "Kh
us menatap penasaran Keenan dan Mila. Bungkusan belanj
pa? Siapa dia, Mas Ke
mendekat
a sepuluh tahun dan mungkin akan segera menikah kalau saja ka
nan tak percaya. Khanza buru-buru pergi sambil berurai
pura-pura Mas, 'kan? Saya yang selama
m dan memanda
erhadap Khanza. Tolong maafin saya udah nyakitin kamu. Saya ber
lin Mila yang patah hat
pun Mila memanggil Keenan, tetap saja
gi dengan ekspresi sed
*
hanza yang berlar
dengar dulu pe
n langkahnya, berb
Mas. Saya udah tahu kalau wanita
. Sekarang Mas hanya
h menatap K
as Keenan? Apa Mas Keenan akan katakan hal yang sama terhada
i Khanza. Terse
ngi hati saya. Satu-satunya wanita yang saya cint
Keenan memetik bunga di taman lalu bersimp
amu mau menika
Dia menatap Keen
k lucu tau! Mana main petik bung
dari toko, atau bunga dari planet Mars sekali pun
tertawa. "Ada-ada aja!
gak menikah sama aku?
mengangguk. Keenan bangkit dan melonja
ulillah, dong, M
. Makasih, ya. Kamu uda
natap Keenan serius. "Kamu harus min
ia sangat senang dan rasanya ingin sekali memeluk
*
an kemud
dan tampan menggunakan busana pengantin sederhana. Ida dan Hani duduk di dekat Keenan dan Khanza. Sementara ora
imulai. Keenan bersala
sad dengan Keenan Juanda bin Zainuddin dengan m
mua orang memandang Kee
ima nikah
n dan Khanza. Semua orang terkejut. Raut muka Khanza da
gak diundang?" tuding salah seorang dari keluarga
kahan Khanza. Bagaimana pun dia pernah m
Khanza penuh kesedihan. Khanza jadi sungkan dan menunduk
a begitu tiba-tiba. Saya datang hanya ingin melihat Khanza b
gulangi proses pernikahan. Khanza tampak gugup di samping Keenan, sedangkan Roman terus curi-curi
khirnya kata-kata itu bisa diucapkan dengan lancar. Seketika penjuru ruangan dipenuhi ucapan syukur dan ke
sal lalu pergi men
*
i melihat tingkah mereka yang masih canggung. Ia sendiri tidak percaya kalau dia bisa menikahi
, sih? Mukaku lucu,
lnya. "Iya. Sebenarnya aku mau bilang daritadi kalau
r, Mas? Padahal ini Mbak MUA-nya langganan keluarga aku, lho, Mas.
dalam-dalam, lalu menggeleng. "Nggak, kok, saya
rtawa dan berusaha mengelak. Keenan memang sudah berniat m
Roman menghampiri mereka, naik ke pelaminan dengan
kamu mau menikah dengan karyawan
, tapi lebih memilih untuk t
h. "Keenan, aku percaya kamu akan jadi suami yang baik bu
" kata
n, "Jangan lu pikir gue rela lepasin Khanza. Lu menikah sama Khanza hanya
a menarik Roman menjauh. Khanza jadi khawatir dan bangkit ingin melerai Roman dan Keenan. Begitu juga beberapa
. Masalah utang gue sama lu, gue janji akan ngelunasin semuanya. Tapi gu
i bajingan! Lu baru kenal sama Khanza, tapi so
saling dekat dan cocok, Man. Nggak butuh waktu lama bagi gue buat yaki
ue akan bilang semuanya ke Khanza dan ibu lu kalau lu sebenarnya cuma seoran
ah menikah sama Khanza
u ibu lu dari mana anaknya dapatin uang buat biaya operasi itu!
atap ke arah Khanza yang dari jauh memperhatikannya khawatir, lalu
n kasi tahu siapa pun tentang ini. Jangan sekarang. Ibu gue masih masa pemulihan
ng tepat janji. Lu kan guru ngaji, masa nggak tahu hukumnya ing
janji gue sama lu buat ceraik
ok juga lu harus
gak semudah itu, Roman. Ada satu syarat lagi bi
ertaut bingu
a gue, baru setelah itu gue bisa ceraika
endorong Keenan kuat. Ayah Khanza dan
a kalian bertengkar
pa, Yah. Kita Cuma bercanda
lainnya pun bubar menjauh meski mas
anza! Lu pikir gue nggak tahu pikiran busuk lu!
u sendiri waktu dijelaskan syarat itu
za segala. Gue cuma butuh status lu me
yang suruh gue jadi muhalil. Sekarang lu juga maksa gue buat tetap ja
ukul Keenan, tapi ia urungkan. Roman lalu pergi dengan amarah yang memuncak. Semua orang memandangi kepergian Roman
egitu? Roman pasti ngomong macam-ma
, kok. Kami Cuma ngobrol
kan enggan menatap wajah Khanza karena merasa sangat bersalah. Khanza bingung,
*
a-tawa menggoda Khanza yang didorong-dorong masuk ke kamar pengantin. K
tinnya. Sementara Khanza sudah berganti pakaian dengan ling
nan kelihatan sangat tampan. Kulit putih bersih, rambut hitam bermodel spike yang
ertama kalinya ia menjalani malam pertama. Namun, tetap saja sensasi istimewtersenyum, tapi Keenan membalas senyuman Khanza dengan ragu. Nyess! Seperti ada yang terasa menusuk hati Khanza. Namun, wanita itu berusaha un
eenan malah menggeser menjauh. Ta
, sih? Mas ada masalah?
n mendekapnya erat untuk selamanya. Khanza begitu cantik dan mempesona. Ini pertama kalinya ia bisa
annya di bahu Keenan. Mereka saling bertatapan untuk beberapa saat. Keenan merebahkan tubuh Khanza
a Roman terngia
a, gue akan bilang semuanya ke Khanza dan ibu lu kalau lu sebenarnya cum
Khanza," ujar Keenan sambil keluar dari kamar meninggalkan Khanza yang mulai menang
*