Seni Seviyorum Aisyah
bangun
nya berhasil membangunkannya dari mimpi indah namun s
" kata Aisyah pada dirinya sendiri, dia jadi berpikir
ki tidak terlalu jelas, Afifah lalu membuka jendela ka
anggu dia pun kembali menarik selimut dan
rtidur kembali, "Aisyah bangun say
jika harus pergi sekolah pagi-pagi untuk menyiapkan
gan lama-lama!" tukas Bundanya dan
n sambil mengucek-ngucek mata
am tubuhnya dengan air hari ini sebenarnya Aisyah merasa deg-degan untuk berangkat sekolah apalagi semalam dia memimpikan cowok
nyiapkan hidangan di meja makan, sudah Aisyah pastikan b
ya?" tanya Aisyah saat su
ntarkan Pak Ujang, jadi kamu nan
apa-apa Bun aku n
rwarna merah itu apalagi untuk pergi sekolah karena bi
nyuruh kamu naik taksi pergi ke sekolahnya nanti pulangnya akan dijemput P
ujarnya dengan
arena Bunda selalu memperlakukannya seperti itu pad
" Afifah terkekeh melihat raut wajah anakn
inya tidak akan sepi saat Aisyah berada di rumah, dulu waktu Ayahnya harus pergi ke
Ayah ya!" ejek Aisya
rempuannya itu dengan hati yang tenang, Aisyah sesekali menatap wajah Bun
ah dulu ya!" ujar Aisyah la
ng belajar yang be
ri hormat kepada Bundanya
ngan sebab mobilnya dipakai untuk mengantar Ayah ke kantor lalu Pak Ujang akan
tiba saja ponselnya bergetar menampilkan pesan suara dari Aq
an saja sendiri," tukas Aisyah yang se
ng harus dia lakukan untuk saudarinya itu, tiba-tiba saja A
cap Aisyah tanpa memberitahu bahwa
enghubungi Ilham untuk meminta pertolongan yang sudah Aisyah pas
m Ilham, kamu l
membalas pesan darinya sambil menunggu balasan Aisyah mengeluarkan al-qur
yah, aku sedang di
udah berada di sekolah jadi dia bisa menyuruhnya
agamanya aku gak bisa karena masih di jalan takut waktunya gak cukup, maaf ya jika tidak bisa juga tidak masalah." Aisyah m
membuat Aisyah berharap sekali b
apa-apa kok san
dari Fatimah dengan cepat Aisyah menekan tom
egan nih," teriak Fatimah yang memecahkan gendang telin
lo bisa gak sih dikecili
hanya tinggal berdua saja jadinya gue panik nungguin
melihat sudah sampai mana dirinya sekarang,
anti lo langsung ke sini." Fatimah
yang sudah bertambah, dia sudah tidak tahan untuk ikut tes kuliyah ke Turky dalam hidupnya banyak sekali mimpi-mimpi ya
saat taksinya sudah berhenti
tiba-tiba saat melihat Raka dan Fasya sedang berada di depannya, gugup rasa itula
sya
l namun dia tidak berani untuk menoleh ke bel
ar Raka sambil mengulurkan
itu, "Makasih," serunya lalu kembali
ng Aisyah rasakan mendengar Raka memang anak yang rajin dalam ibadah itu sudah membuat dirinya penasaran akan kebenarannya dan tentu saja kagu