Monica Sang Penggoda
mun terlihat elegan, membuat tatapan iri juga kagum dari beberapa p
lik mejanya. Melihat Monica sudah berdiri di
a Indra dengan ramah,
hormat. Di kantor Cakrawala Monica tunduk pada
nya Indra sambil berjalan dengan tatapan lurus ke depan, me
b Monica dengan mimik yang sam
. 'Lihat saja nanti jika sudah di mobil, aku akan melumat bibi
ski ingin sekali Indra merangkul Monica dan mencium bibir Monica yang baru saja dipoles dengan pewarn
ing dengan mendekap odnernya, sa
atap ponselnya, mengalihkan perhatiannya dari tubuh Monica dengan meliha
tri Direktur Cakrawala bersama adiknya, Sammy. Indr
e mana?" tanya Sinta
sanan mereka. Sekaligus memperkenalkan des
roduksinya, waktu kita singkat
i Bali, kakak berharap kalian bisa dekat," kata Sin
i Indra bergemuruh melihat Sammy yang membalas senyuman Monica dengan
ca. Indra cemburu, ada lelaki lain yang menatap intens pada M
nal kemarin Kak, waktu acara makan s
lelaki itu dia bahas dengan anak buahnya, kini Monica bertemu secara l
ah berjanji akan makan siang bersama tim Kementrian," kat
alian yang buru-buru," jawab S
dinner bareng ya Monica," kat
nyum dan menganggu
rpakir di depan pintu terasa begitu lebar, Moni
bibir Monica dengan bibirnya. Rasa cemburun
dra, kehabisan napas. Monica tidak siap
uman itu milikku, jadi kamu harus izin padaku jika mau memberikan senyum ma
rut, dan jutek," kata Monica membela diri,"lagi pula, kita di kanto
tertarik padanya. Dia lebih kaya, d
asil membuat Indra cemburu tanpa di
ih harus marah, enggak percaya sama aku. Berapa tahun aku menunggu kamu
ang. Indra mengambil tangan Monica untuk memega
Indra, melonggarkan ikat pinggang, untuk memudah
gang milik Indra yang mengeras. "Upahnya nanti malam menginap di
ke pinggir jalan dengan mendadak. Mulut Monic
dalam mobil, tidak peduli mereka di pinggir jala
mulut Monica. Mata Indra terpejam dan tangan yang men
as saja kalau nanti malam aku tidak mendapat upahnya," kata Monica sambi
telah memanjakannya, hal yang tidak pernah Indra duga sama sekali. Monica yang cantik, Monica yang liar membuat Indra
yo pergi!" jawab Monica mengalihkan pembicaraan
menarik tuas resletingnya, kemudian
dak percaya jika dirinya bisa melakukan hal segila itu pada In
nasku tadi," kata Indra memberik
a mengeluarkan sebungkus permen
aku cium kamu tadi masih kerasa aneh," kata Ind
un merasa aneh di mulutnya. Dua butir pe
Jujur aku enggak telalu pede nih ketemu mereka,
ntai saja. Aku yakin kamu bisa menunjukkan kemampuan kamu
ar renyah dan bersemangat di telinga Indra, baru beberapa menit Monica bilang tidak percaya diri tapi, saat ini
i mengumpat pada seseorang di panggil Gun, hingga Indra dengan tang